Apabila ada sebuah pertanya, jika sebuah mesin digunakan untuk pertempuran darat, maka siapa yang harus memilikinya? Angkatan Darat pasti menjawab “sudah pasti kami”. Karena komandan lapangan yang menghadapi beban pertempuran darat dan membutuhkannya, dan mereka tentunya tahu dimana dan kapan harus menggunakan mesin tersebut.
Nah, sekarang muncul pertanyaan baru. jika suatu mesin digunakan untuk memukul target darat dari udara, siapa yang harus memilikinya? Angkatan Udara pasti menjawab “ya kami dong”, udara adalah wilayah kami, kami tahu bagaimana cara terbang dan menjaga mesin tersebut dan kami yang berhak menyerang dari udara.
Begitulah contoh masing-masing pemikiran logis dari Angkatan Darat dan Angkatan Udara India saat ini.
Beberapa waktu lalu Angkatan Darat India telah meminta helikopter tempurnya sendiri dan telah memberi peringatan keras kepada pemerintah India karena menyetujui pembelian 22 unit helikopter serang Apache untuk Angkatan Udara India untuk menggantikan helikopter buatan Rusia seperti Mi-25 dan Mi-35.
Kemudian muncul kabar terbaru untuk menenangkan Angkatan Darat India, dengan sebuah janji bahwa tindak lanjut pesanan 22 unit Apache itu adalah untuk Angkatan Darat India, dan bukan untuk Angkatan Udara.
Secara tradisional, Angkatan Udara India adalah operator helikopter serang pada Angkatan Bersenjata India, mereka memiliki armada Mi-25 dan Mi-35 buatan Rusia. Karena mesin ini perlahan mencapai usia pensiun, maka Angkatan Udara India berencana mengganti mereka dengan helikopter serang Apache buatan Amerika Serikat.
Alasannya adalah karena semua insinyur dan ahli penerbangan ada pada Angkatan Udara, sehingga mereka berpendapat bahwa akan lebih ekonomis bagi mereka untuk menjaga dan memelihara helikopter serang tersebut.
“Tidak perlu menduplikat logistik”, kata perwira Angkatan Udara India.
Dilain pihak Angkatan Darat India beralasan bahwa mereka sudah memiliki keahlian terbang dan keahlian dalam merawat mesin terbang. Angkatan Darat India sudah memiliki Korps Penerbang Angkatan Darat, yang dibentuk pada tahun 1986 ketika membutuhkan hekopter pendukung logistik yang luas dalam operasi Siachen dan Sri Lanka.
Korps Penerbad India saat ini memiliki lebih dari 250 unit helikopter Chetaks dan Cheetah (akan segera diganti oleh helikopter Kamov) dan helikoper Dhruv yang dikembangkan oleh India, semua helikopter tanpa bersenjata tersebut digunakan untuk tugas intai dan angkut manusia maupun material.
Berdasarkan logika Angkatan Darat India adalah jika mereka bisa menerbangkan helikopter tersebut, mengapa mereka tidak diizinkan untuk menerbangkan helikopter serang juga?
“Lihat peran operasionalnya. Peran utama mereka adalah dalam manuver perang bersama dengan armada tank. Jadi helikopter serang harus bekerja sama dengan Angkatan Darat, terutama Korps Kendaraan Lapis Baja”, menurut Mayjen. R.K. Arora, editor eksekutif Indian Military Review.
Angkatan Darat juga mengklaim memiliki keahlian dalam terbang bersenjata dari helikopter Rudra (versi Dhruv bersenjata). Rudra memang tidak dirancang sebagai helikopter serang untuk melawan formasi lapis baja, namun dapat digunakan untuk melawan formasi infanteri ringan dan melawan gerilyawan. Angkatan Darat India telah memesan sebanyak 60 Rudra dari HAL, sementara Angkatan Udara India hanya memesan 16 unit.
Argumen Angkatan Udara India adalah seputar persediaan ekonomi. Membiarkan Angkatan Darat memiliki helikopter serang sendiri akan menambah biaya yang tidak perlu, terutama dalam hal pelatihan pilot, depot pemeliharaan dan bahkan pengelolaan suku cadang.
Namun Angkatan Darat India menentang pendapat Angkatan Udara India berdasarkan logika taktis.
“Angkatan Udara India boleh memiliki semua wilayah udara strategis yang di inginkannya. Tapi ruang udara taktis harus milik Angkatan Darat India, oleh sebab itu Angkatan Darat harus memiliki aset pertahanan jarak dekat sendiri”, Arora menjelaskan.
Angkatan Darat India saat ini juga sedang dalam proses modernisasi armada helikopternya, termasuk pengadaan 200 unit helikopter Kamov. Sementara itu Angkatan Udara Inida akan mengganti armada helikopter Cheetah dan Chetak vintage untuk beroperasi di pangkalan militer yang ada di dataran tinggi.
Dalam jangka panjang, Angkatan Darat India bermaksud memiliki tiga skuadron helikopter serang untuk masing-masing korps. Sebagai permulaan adalah helikopter serang untuk tiga korps penyerang, formasi yang dimaksudkan adalah untuk melakukan penetrasi cepat ke wilayah musuh.