Tepat 40 tahun yang lalu, pada tanggal 20 Mei 1977, prototipe jet tempur generasi keempat legendaris Sukhoi Su-27, melakukan penerbangan perdananya. Prototipe pertama memiliki kode T-10-1. Berikut ini adalah ulasan sejarah perkembangan dan modernisasi jet tempur Su-27 yang menunjukkan bahwa pesawat ini masih yang terbaik dalam pertempuran jarak dekat dan pesawat ini masih belum ketinggalan zaman, seperti dilansir dari Sputnik News.
Su-27 Rusia benar-benar berperan sebagai simbol industri pertahanan Rusia di paruh kedua abad ke-20, setara dengan tank T-72 dan senapan serbu Kalashnikov. Khusus pada pesawat ini, Uni Soviet menerapkan semua teknologi paling canggih dari rekayasa pesawat terbang Soviet, berkat pesawat yang dapat dimodifikasi hampir tanpa batasan.
Puluhan jet tempur Su-27 yang dimodifikasi saat ini berpatroli di langit lebih dari 20 negara, desain dan dukungan teknik yang konstan berarti masa kerja burung besi ini masih jauh dari selesai.
Semuanya berawal di Biro Desain Sukhoi pada akhir tahun 1969. Uni Soviet membutuhkan jet tempur superioritas untuk mengejar ketinggalan dengan jet tempur F-15 AS yang sedang dikembangkan berdasarkan program FX sejak tahun 1966.
Prototipe dengan kode T-10 selesai pada bulan September 1971. Setelah konsep jet tempur tersebut dipresentasikan, Kepala Staff Angkatan Udara Soviet memutuskan untuk bergerak maju dengan dua desain secara paralel. Versi ringan adalah Mikoyan yang sekarang dikenal sebagai MiG-29 Fulcrum dan versi yang lebih berat dikenal sebagai Sukhoi Su-27 Flanker.
Pada tahun 1976, Sukhoi mulai membangun tiga unit prototipe T-10 pertamanya, dua untuk pengujian penerbangan dan satu untuk pengujian struktural. Dua unit prototipe terbang dari Su-27 dilengkapi dengan mesin AL-21FZAI.
Pembangunan prototipe pertama T-10-1 selesai pada bulan April 1977 dan pada tanggal 20 Mei 1977 pesawat ini melakukan uji terbang perdananya.
Pada bulan Mei 1978, program pengujian diperluas pada prototipe kedua, yaitu T-10-2, dan setahun setelahnya, pada tahun 1979 prototipe T-10-3 dan T-10-4 dilengkapi dengan mesin AL -31F.
Namun jet tempur tersebut memiliki kekurangan dalam hal sistem fly-by-wire (FBW) yang menggantikan kendali penerbangan manual jet tempur dengan antarmuka elektronika.
Desain ulang yang ekstensif mulai dari T-10-3 hingga T-10-15 dan versi revisi T-10-7, yang menandai lahirnya T-10S, melakukan penerbangan perdananya pada tanggal 20 April 1981.
T-10S musnah dalam kecelakaan pada tanggal 3 September 1981. T-10S kedua berasal dari jalur produksi dengan berkode T-10-12 dan bodi pesawat baru. Prototipe itu juga musnah tanggal 23 Desember 1981.
Akhirnya demonstran T-10-15, berevolusi menjadi T-10S-3, akhirnya menjadi konfigurasi pasti Su-27.
T-10S-3 telah dimodifikasi dan resmi disebut sebagai P-42, sebuah angka yang menunjukan rekor dunia untuk waktu dan ketinggian, mengalahkan hasil yang diperoleh oleh F-15 tahun 1975 yang dimodifikasi dan disebut sebagai “Streak Eagle”.
Untuk rekaman pencapaiannya, P-42 melucuti seluruh persenjataan, radar dan peralatan operasional. Ujung sirip, tiang ekor dan rel peluncuran ujung sayap juga dilepas. Radome komposit diganti dengan logam yang lebih ringan. Pesawat itu kelupas catnya, dipoles dan semua celah yang menghasilkan drag dan sambungan disegel. Mesin dimodifikasi agar bisa menghasilkan peningkatan daya dorong 1.000 kg (2.200 lb), menghasilkan rasio hampir 2:1 untuk daya dorong dan beratnya.
Jet tempur Su-27 Flanker mulai memasuki layanan operasional pada tahun 1985, akan tetapi akibat mengalami kesulitan manufaktur membuatnya tidak muncul sampai tahun 1990.
Su-27 adalah jet tempur bersirip kembar yang sangat terintegrasi. Badan pesawat terbuat dari titanium dan paduan aluminium berkekuatan tinggi. Sirip dan konsol ekor horizontal dilekatkan pada beam ekor.
Bagian beam pusat antara nacelles mesin terdiri dari kompartemen peralatan, tangki bahan bakar dan wadah rem parasut. Kepala pesawat merupakan konstruksi semi-monocoque dan mencakup kokpit, kompartemen radar dan avionik.
Jet tempur multiperan ini dilengkapi dengan meriam GSh-301 kaliber 30 mm dengan 150 butir amunisi dan berbagai jenis rudal, roket dan bom yang terpasang secara eksternal pada 10 cantelan.
Dilengkapi sistem pencarian dan pelacakan inframerah, laser pengukur jarak, radar beserta HMD yang memberikan kemampuan deteksi, pelacakan dan serangan.
Su-27 dilengkapi dengan alat penanggulangan elektronika baru untuk jet tempur individu, dan untuk perlindungan kelompok di bagian depan dan belakang.
Su-27 dilengkapi dengan radar Pulse Doppler Phazotron N001 Zhuk yang koheren dengan kemampuan track-while-scan dan look-down/shoot-down.
Jangkauan radar terhadap target dengan radar cross section (RCS) 3m² lebih dari 100 km di bagian depan dan 40 km di bagian belakang. Radar ini memiliki kemampuan untuk mencari, mendeteksi dan melacak hingga 10 target secara bersamaan dengan penilaian ancaman dan prioritas secara otomatis.
Pesawat ini dilengkapi sistem elektro-optik OEPS-27, mencakup sensor Infra-Red-Search and Track (IRST) yang dengan lensa laser penentu jarak. Jangkauan sistem elektro-optik adalah 40-100 km, tergantung pada target yang terlihat.
Su-27 dioperasikan dengan Rusia, Ukraina, Belarus, Kazakhstan, Indonesia, Uzbekistan dan Vietnam. Su-27 juga dibangun dengan lisensi di China sebagai jet tempur F-11. Varian Su-27, yang dikenal sebagai Su-30MK, telah dijual ke India dengan produksi lokal berlisensi.
Pada bulan Mei 2006, Su-27 dipilih oleh Angkatan Laut Meksiko. Mereka memesan 10 unit, 8 pesawat berkursi ganda dan 2 unit sebagai jet tempur pelatih dua kursi Su-27UB.
Pada bulan Agustus 2007, Indonesia memesan 3 unit jet tempur Su-27SKM dan 3 unit jet tempur Su-30MK2.
Versi terbaru adalah Su-27SMM, sebuah upgrade untuk Angkatan Udara Rusia yang telah memperkuat airframe untuk memuat senjata tambahan, upgrade radar N001, kokpit kaca dengan tampilan multi-fungsi 3 warna dan peningkatan avionik. Yang pertama disampaikan pada bulan Desember 2003.
Balik pada bulan Agustus 1992, sekelompok jet tempur multiperan Su-27 Angkatan Udara Rusia melakukan kunjungan persahabatan ke pangkalan Angkatan Udara Langley. Selama kunjungan tersebut, sebuah tawaran diajukan pihak Rusia kepada pihak Amerika Serikat untuk melakukan demonstrasi pertempuran udara antara Su-27 dan F-15. Penerbangan itu melibatkan 1 unit Su-27UB, 1 unit F-15C dan 1 unit F-15D.
Su-27 memberikan tantangan dan menang
Jet tempur F-15D AS tidak mampu menggoyahkan Su-27 dari belakang, jet tempur Su-27 Rusia hanya perlu menggunakan sedikit usaha untuk bisa berada dibelakang ekor F-15D.
Selama pengejaran tersebut, Su-27 tidak pernah melebihi 18 derajat dari sasaran. Pada saat yang sama Su-27 dihadapkan dengan tugas yang sama yaitu untuk menghindari dari kejaran F-15C dan segera berada di ekornya, hal ini dilakukan silih berganti dengan mengunci F-15C dan F-15 AS satu per satu.
Selanjutnya pada tahun 2015, pilot Angkatan Udara India yang menerbangkan jet tempur Sukhoi Su-30 MKI secara garis besar unggul 12-0 dari jet tempur Typhoon Angkatan Udara Inggris pada pertarungan jarak dekat dalam latihan udara gabungan.
Diharapkan bahwa keluarga jet tempur Su-27 akan terus mempertahankan kehadirannya di medan tempur modern selama beberapa dekade yang akan datang, terutama hingga Sukhoi T-50 PAK-FA tampil dalam jumlah yang sesuai untuk Angkatan Udara Rusia.