Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Israel “Bete” Atas “Skandal” Arab Saudi dan Trump

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (Kanan) bersama Presiden AS Donald Trump (Kiri) di Aula Kerajaan Saudi di Riyadh, 20 Mei 2017. © Reuters
Israel "Bete" Atas "Skandal" Arab Saudi dan Trump 1

Para menteri Israel pada hari Minggu menyatakan keprihatinannya atas kesepakatan senjata dalam jumlah besar yang dicapai antara AS dan Arab Saudi, dengan mengatakan bahwa hal itu akan menyulitkan Israel mempertahankan keunggulan kualitatif militernya, seperti di lansir dari Sputnik News.

Selama kunjungan resminya pertamanya ke Arab Saudi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menorehkan namanya dalam kesepakatan bersejarah dengan importir senjata terbesar kedua di dunia dengan total kesepakatan senilai US $ 350 miliar.

Menteri Energi Israel Yuval Steinitz sebelum pertemuan kabinet pada hari Minggu berkata bahwa kesepakatan AS dengan Arab Saudi adalah masalah yang benar-benar membuat tidak senang dan menyulitkan Israel.

“Arab Saudi adalah negara yang musuh dan kita harus memastikan bahwa batas kualitatif militer Israel harus dipertahankan. Seharusnya Washington konsultasi dengan Israel sebelum menandatangani kesepakatan tersebut. Transaksi senjata ratusan juta dolar adalah sesuatu yang harus kita terima penjelasannya”, kata Yuval Steinitz.

Menteri Intelijen Israel Katz menyuarakan keprihatinan serupa, dengan mengatakan bahwa meskipun kunjungan Trump membantu memperkuat aliansi anti-Iran di kawasan tersebut, tapi penting bagi militer Israel untuk tetap mempertahankan kekuatan militernya di Timur Tengah.

Menurut Gedung Putih, tujuan kesepakatan antara Amerika dan Saudi tersebut adalah untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kerajaan dalam menghadapi ancaman dari Iran dan mendukung upayanya untuk melawan kelompok teroris yang beroperasi di Timur Tengah.

Ini menunjukkan komitmen Amerika terhadap kemitraannya dengan kerajaan Saudi sambil memperluas peluang bagi perusahaan pertahanan AS di kawasan tersebut. Kesepakatan itu mencakup peralatan dan layanan papan atas seperti rudal, bom, pengangkut personel lapis baja, sistem anti-rudal Patriot dan THAAD serta kapal perang pesisir multi misi.

Pada bulan September tahun lalu, Israel dan AS telah meneken sebuah kesepakatan bantuan militer yang saat itu dianggap “bersejarah”. Perjanjian tersebut memberikan bantuan militer senilai US $ 38 miliar kepada Israel selama 10 tahun kedepan, dari tahun 2019-2028.

Setidaknya US $ 7 miliar dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara Israel-AS tersebut adalah untuk membeli 50 unit jet tempur siluman F-35, guna membangun 2 skuadron jet F-35 pada tahun 2022. Telah disebut-sebut bahwa F-35 Israel akan menjadi superioritas udara wilayah tersebut selama 40 tahun ke depan.

Share:

Penulis: