Dengan kemampuan saat ini, tidak diragukan lagi bahwa Angkatan Laut AS (US Navy) akan dengan mudah mengalahkan Angkatan Laut China (PLA Navy) apabila terjadi pertempuran di Laut China Selatan (LCS) dan Laut China Timur (LCT), menurut pakar militer China.
Menurut China Topix, secara kualitas maupun jumlah, persenjataan PLA Navy jauh lebih sedikit apabila dibandingkan dengan persenjataan yang dimiliki oleh US Navy, di tambah lagi US Navy memiliki banyak kapal induk yang akan mendominasi pertempuran masa depan.
Para ahli menyimpulkan bahwa PLA Navy tidak akan dapat mengalahkan Angkatan Laut AS bahkan berpuluh-puluh tahun ke depan dan tidak akan pernah menjadi angkatan laut paling kuat di dunia.
Angkatan Laut China saat ini mengoperasikan sebuah kapal induk tua CNS Liaoning (CV-16) yang dianggap sebagai kapal induk pelatihan yang tidak layak untuk di gunakan berperang. PLA Navy bulan lalu meluncurkan kapal induk kedua yaitu CNS Shandong (CV-17), yang di harapkan dapat beroperasi pada tahun 2020. Dan mereka sedang membangun kapal induk ketiga.
“Sebuah kapal induk tunggal tak bisa menjadi kekuatan tempur, oleh karena itu dibutuhkan kehadiran kapal perang lain untuk membentuk grup serangan, serta perlindungan yang diberikan oleh kapal lain”, kata Li Jie, seorang peneliti utama di Lembaga Studi Penelitian PLA Navy.
Li mengatakan bahwa awak kapal induk China masih jauh di bawah standar internasional.
“Sebuah kapal induk membutuhkan perawatan berkala dalam skala besar. China harus memiliki lebih dari 4 kapal induk, jika ingin memenuhi misi pengawalan di laut lepas dan melindungi kepentingan nasional di luar negeri”, kata Li.
Angkatan Laut AS saat ini mengoperasikan 10 kapal induk kelas Nimitz di seluruh dunia.
Kapal induk ke-11, USS Gerald R. Ford (CVN-78) akan di tugaskan pada bulan Juni, dengan begitu memberikan kapal induk aktif kepada Angkatan Laut AS menjadi 11.
“Kelemahan PLA Navy yang paling parah adalah dalam jumlah pilot angkatan laut. PLA Navy cuma punya 37 orang pilot yang memenuhi syarat untuk lepas landas dan mendaratkan jet tempur multiperan Shenyang J-15 di Liaoning”, tambah Li.
Sebaliknya, sebuah kapal induk Angkatan Laut AS memiliki sekitar 48-60 jet tempur F/A-18 E/F Super Hornet.
Personil Angkatan Laut dan juga Penerbang yang terdapat pada kapal induk Liaoning saat ini hanyalah “Anak Taman Kanak-Kanak”, jelas Li, apabila dibandingkan dengan US Navy yang armadanya memiliki pengalaman operasional lebih dari satu abad dalam pertempuran laut.
“Masih sangat jauh bagi personil kapal induk China untuk mengejar rekan-rekan mereka dari AS”, kata Antony Wong Dong, pengamat militer asal Macau.