Jakarta – Menteri Koodinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengimbau semua pihak untuk tidak emosional dalam menanggapi insiden di Laut Natuna.
“Ya kami akan pelajari dengan benar, dan kami akan melakukan tindakan yang proporsional untuk menghadapi itu. Sekarang sedang kami lihat apa salahnya dan di mana, kenapa bisa jadi ‘gini’. Tidak perlu emosional tanggapi itu, akan buat langkah terukur untuk mengatasi itu,” kata Luhut di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Selasa, 23/5/2017.
Namun ia belum menjelaskan lebih detail mengenai langkah terukur yang dimaksud. Kemudian, ia meminta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk membuat kebijakan atau rencana bagaimana pengelolaan ikan lebih bagus ke depannya. “Jadi kita tawarkan saja bagaimana yang terbaik”, ujar Luhut.
Pada kesempatan lainnya, pemerintah Republik Indonesia dan Vietnam sepakat untuk menyelesaikan insiden Natuna pada Minggu (21/5/2017) di kawasan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, secara diplomatik, kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Rifki Effendi Hardijanto.
“Kita (Pemerintah RI-Vietnam) akan menyelesaikan insiden itu melalui jalur diplomatik, dan akan berusaha keras agar kejadian serupa tidak terulang kembali,” ujar Rifki Hardijanto dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Mina Bahari (GMB) IV, KKP, Jakarta, Selasa,23/5/2017.
Sekjen KKP mengungkapkan, insiden di Natuna tersebut berawal ketika kapal patroli KKP Hiu Macan menyergap lima kapal ikan asing dari Vietnam di laut Natuna ZEE Indonesia, dan saat yang bersamaan ada kapal Coast Guard Vietnam yang menginginkan kapal ikan yang diamankan dapat dilepaskan.
Insiden itu mengakibatkan satu kapal ikan Vietnam tertabrak sehingga tenggelam, dan sebanyak 44 nelayan Vietnam meloncat ke laut yang kemudian diselamatkan kapal Coast Guard negara tersebut.
Namun, kapal patroli KKP juga telah berhasil mengamankan 11 nelayan Vietnam lainnya yang kemudian dibawa ke stasiun pangkalan KKP yang berada di Natuna dan Pontianak.
“Tadi pagi, saya dan Ibu Menteri (Susi Pudjiastuti) berjumpa dengan Dubes Vietnam dan hasilnya bersepakat beberapa hal, di antaranya bersyukur dalam insiden 21 Mei itu tidak ada korban jiwa atau terluka,” ujar Sekjen KKP.
Dia juga mengemukakan, ada satu pegawai KKP bernama Gunawan yang juga berada di kapal yang tertabrak dan juga terpaksa loncat ke laut, yang kemudian diselamatkan oleh kapal Coast Guard Vietnam.
Sekjen KKP meyakinkan bahwa Gunawan saat ini sedang berada dalam kondisi yang baik di Vietnam, serta rencananya akan dikembalikan secepatnya.
Rifky juga menegaskan bahwa tidak ada yang namanya “pertukaran sandera” karena Gunawan bukanlah sandera di Vietnam.
Antara