Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Pasca Bom Manchester, Inggris Turunkan Militer

Tentara Inggris (Sgt. Mauricio Campino, U.S. Marine Corps)
Pasca Bom Manchester, Inggris Turunkan Militer 1

London – Angkatan bersenjata Inggris akan dikerahkan untuk meningkatkan keamanan, ujar Perdana Menteri Theresa May 24/5/2017, karena Inggris telah meningkatkan peringatan ancaman teror ke tingkat tertinggi yaitu “kritis”, setelah terjadi serangan bunuh diri di Manchester yang menewaskan 22 orang, termasuk anak-anak.

May mengatakan anggota angkatan bersenjata akan diposisikan di tempat-tempat utama untuk membantu polisi melakukan patroli. Anggota militer juga kemungkinan akan dikerahkan di acara umum seperti konser dan acara kegiatan olahraga untuk menanggulangi adanya potensi serangan lanjutan.

May mengatakan badan independen yang menetapkan tingkat ancaman telah merekomendasikan peningkatan status menjadi tingkat “kritis”, setelah seorang pria yang diidentifikasi oleh pihak kepolisian sebagai Salman Abedi memulai sebuah aksi bom bunuh diri pada Senin malam saat banyak orang keluar dari konser Ariana Grande.

“Saat ini disimpulkan berdasarkan penyelidikan yang dilakukan, bahwa tingkat ancaman harus ditingkatkan ke tingkat kritis,” katanya dalam sebuah pernyataan di televisi setelah pertemuan komite tanggap darurat pemerintah.

“Ini berarti penilaian mereka bukan hanya terhadap serangan yang telah terjadi, namun sangat mungkin terjadi serangan lanjutan dalam waktu dekat,” tambahnya.

Tingkat ancaman teror internasional Inggris terakhir kali ditetapkan pada tingkat kritis pada Juni 2007.

May yang akan mengikuti pemilihan nasional pada 8 Juni mengatakan bahwa pria yang diidentifikasi polisi sebagai pelaku, Salman Abedi lahir dan dibesarkan di Inggris. Saat ini penyelidikan tengah menyelidiki apakah ia bekerja seorang diri dalam serangan itu.

“Penyelidikan yang dilakukan sepanjang hari ini telah mengungkapkan hal adanya kemungkinan keterlibatan kelompok yang lebih luas terkait dengan serangan ini,” katanya.

Sebelumnya, kelompok IS menyatakan bertanggung jawab atas tragedi itu, yang disebutnya sebagai pembalasan, namun tampak ada ketidaksesuaian dalam pernyataannya mengenai operasi tersebut.

Antara / Reuters

Share:

Penulis: