Kementerian Pertahanan India telah menyetujui sebuah kontrak senilai US $ 2,7 miliar atau setara dengan Rp. 36 trilyun untuk pembelian sistem rudal Akash bagi Angkatan Bersenjata India yang dikembangkan oleh Defense Research and Development Organization (DRDO), seperti dilansir dari Sputnik News.
Pekan lalu diberitakan bahwa Dewan Akuisisi Pertahanan, lebih memilih sistem rudal darat-ke-udara buatan dalam negeri daripada buatan asing, sesuai dengan program Make in India di negara tersebut.
Akash adalah sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) jarak pendek yang di kembangkan secara mandiri dengan kemampuan melibatkan banyak sasaran. Ini menggunakan propelan padat berenergi tinggi sebagai pendorong serta propulsi menggunakan ram-roket.
Akash dimaksudkan untuk dikerahkan di sepanjang perbatasan dengan Pakistan dan China. Rudal ini memiliki kemampuan untuk melawan ancaman udara seperti helikopter, pesawat terbang dan kendaraan udara tak berawak dengan jangkauan maksimum 25 km dan sampai ketinggian 20 km.
Rudal ini menggunakan komando panduan dalam jarak pandang serta mengandalkan radar dan sistem kendali canggih untuk mengarahkan rudal kepada sasarannya. Akash kabarnya memiliki 96% konten asli buatan India, yang menjadikannya benar-benar Make in India.
Angkatan Darat India telah membentuk dua resimen sistem rudal Akash di tahun 2015 lalu, namun kemudian mengeluhkan kepada DRDO tentang kekurangan penempatan di pos-pos terdepan.
Kali ini DRDO telah sepakat untuk mengupgrade sistem Akash serta menambahkan sistem seperti yang diminta oleh Angkatan Bersenjata India. Militer India berencana membentuk enam resimen di sepanjang perbatasan antara India dengan China dan Pakistan.
Para vendor asing seperti Saab, Rosoboronexport dan Rafale kini terancam untuk memasok sistem rudal pertahanan jarak pendek (SRSAM) kepada Angkatan Bersenjata India. DRDO telah mengerjakan sistem rudal permukaan-ke-udara Akash dalam tiga dekade terakhir.