Pemerintah India harus membayar lebih mahal untuk membuat 100 helikopter multiperan ringan Kamov Ka-226T di dalam negeri. Menurut perkiraan, biaya unit helikopter Ka-226T yang di buat di India dengan alih teknologi akan mencapai US $ 11 juta, sedangkan Ka-226T siap pakai yang dibuat di Rusia cuma seharga US $ 6 juta per unit.
Juga hampir dua kali lipat dari biaya unit 60 Ka-226TÂ yang akan dipasok kepada Angkatan Udara dan Angkatan Darat India dalam kondisi siap pakai.
Dilansir dari Sputnik News, pemerintah India dan Rusia telah membentuk usaha patungan, yang diberi nama India-Russia Helicopters Limited, untuk memproduksi dan merakit 140 helikopter multiperan Angkatan Bersenjata India.
Beberapa hal terkait dengan kesepakatan tersebut diperkirakan akan selesai saat pertemuan Perdana Menteri India Narendra Modi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 1 Juni. Dibawah kesepakatan untuk menyediakan 200 unit Kamov Ka-226T, dengan rincian sebagai berikut: 60 unit akan dikirim dari Rusia, 40 unit dirakit di India, sementara 100 unit sisanya akan diproduksi di India.
“Sistem modular, rotor kontra-rotasi dan mesin kembar memberikan beberapa keuntungan penting dibandingkan helikopter utilitas ringan yang dikembangkan secara mandiri. Sangat logis biaya unit Kamov akan lebih tinggi. Alih teknologi dalam kontrak tersebut perlu membuat komponen secara lokal, bukan hanya sekedar perakitan”, kata Vijainder K. Thakur, mantan petinggi Angkatan Udara India.
Menteri Pertahanan India Arun Jaitley telah menyatakan keinginannya untuk memperoleh lebih banyak teknologi dari produsen peralatan asli asing (OEM) termasuk Rusia.
“Sangat naif bagi India apabila mengharapkan Rusia menempatkan kepentingan komersial jangka panjangnya dipertaruhkan melalui alih teknologi secara penuh kepada India. Mari melangkah mundur dan berpikir sejenak”, tambah Thakur.
Takur juga menyebutkan bahwa helikopter Kamov adalah pemimpin dunia dalam teknologi helikopter kontra-rotasi. Untuk mentransfer teknologi yang didambakan kepada Hindustan Aeronautics Limited (HAL) dan perusahaan swasta di India, kepentingan komersialnya akan sangat terganggu.
Rusia selamanya dapat kehilangan keunggulan dalam helikopter kontra-rotasi jika teknologi terkait itu dibocorkan melalui sektor swasta India, Barat apalagi China, kata Thakur menjelaskan.