Ilmuwan Angkatan Udara A.S. beralih ke pencetakan 3D untuk menghasilkan penerus dari Mother of All Bombs (MOAB) yang lebih kecil dan juga lebih ringan dari aslinya, namun itu lebih merusak, seperti dilansir dari China Topix.
Dan, sebagai bonus tambahan, intensitas “jejak” ledakan dari “Bom Canggih Masa Depan”, atau “bayi MOAB” ini dapat bervariasi tergantung pada misinya.
Para ilmuwan dan insinyur di Laboratorium Riset Angkatan Udara (AFRL) telah beralih ke teknologi pencetakan 3D untuk menghasilkan bom yang lebih mematikan, lebih ringan dan lebih serbaguna sebagai bagian dari konsep amunisi generasi berikutnya.
Teknologi pencetakan 3D ini, memungkinkan produksi bom ringan dengan memungkinkan casis bom dicetak lebih tipis. Contoh adalah casis GBU-43/B, yang dijatuhkan di kompleks terowongan bawah tanah ISIS di Distrik Archin, Provinsi Nangarhar di Afghanistan pada 12 April lalu.
Sebagian besar dari bobot 10.000 kg MOAB tersebut disebabkan casis dengan ketebalan 2 inci. Ironisnya, ketebalan casis malah membatasi jumlah kerusakan yang disebabkan oleh bom tersebut, kata Dr. John Corley, peneliti inti di AFRL.
Struktur MOAB dirancang agar lebih ringan dengan menggunakan pencetakan 3D.
“Saat ini, sebagian besar amunisi penetrator yang ada memiliki ketebalan casis 2 inci”, kata Dr. Corley, yang mencatat bahwa ini benar-benar mencegah ledakan yang lebih besar untuk menciptakan lebih banyak serpihan.
Untuk mengatasi tantangan ini, AFRL telah mulai mencetak purwarupa casis menggunakan baja. AFRL juga mencetak purwarupa 3D baru yang memungkinkan “distributed embedded fusing” di dalam bom.
Sekering tertanam terstruktur memisahkan serpihan dari casing, sehingga bom itu bisa lebih fleksibel saat dan bagaimana bom itu menghantam, kata Dr. Corley.
Dia mengatakan langkah selanjutnya untuk Advanced Future Bomb adalah menggabungkan berbagai efek yang dapat dipilih.
“Dengan efek yang dapat dipilih, pada saat tertentu, Anda mungkin ingin senjata dengan jejak ledakan yang kecil, atau jejak ledakan yang besar dan sekarang kita bisa mengendalikan semua ini, daya ledaknya”, katanya.
Daya ledak mengendalikan jangkauan kerusakan. Gelombang ledakan dari MOAB dipakai untuk menembus targetnya bisa dikendalikan menjadi lebih kecil atau lebih besar, semua tergantung efek mana yang ingin digunakan.
Jadi, seberapa besar atau sedikit hasil yang diberikan bom untuk menentukan apa pun misi itu. Ini berarti ukuran bom sebenarnya tidak masalah, yang berarti bahwa bom yang punya ukuran seperti MOAB tidak dibutuhkan lagi di masa depan.