Kabul – Korban tewas akibat ledakan bom truk di Kabul pekan lalu telah mencapai lebih dari 150 orang, Presiden Ashraf Ghani mengatakan Selasa, 6/5/2017.
Insiden tersebut merupakan serangan paling mematikan di ibukota Afghanistan sejak penggulingan Taliban pada 2001.
Ledakan terjadi saat sebuah truk limbah berisi dengan “bahan peledek kelas militer” yang diledakkan di gerbang masuk kawasan pusat kota yang terdiri dari kedutaan asing dan gedung pemerintahan.
“Kami bukan satu-satunya sasaran, semua komunitas diplomasi menjadi sasaran serangan ini,” kata Ghani kepada para diplomat asing yang berkumpul untuk sebuah konferensi di Kabul.
Exclusive footage obtained by TOLOnews shows the moment Wednesday’s truck bomb was detonated at the Green Zone entrance in #Kabul city pic.twitter.com/H5OB9Ut3XF
— TOLOnews (@TOLOnews) June 4, 2017
//platform.twitter.com/widgets.js
Perkiraan resmi sebelumnya telah menempatkan jumlah korban tewas sekitar 90, dengan lebih dari 460 lainnya terluka.
Semua yang tewas adalah warga Afghanistan, dan Ghani memberikan penghormatan kepada 13 polisi yang menghentikan truk itu saat mencoba memasuki wilayah dan tewas dalam ledakan tersebut.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang telah memicu demonstrasi anti-pemerintah penuh kekerasan.
Beberapa demonstran tewas dalam bentrokan dengan polisi pada Jumat, dan setidaknya belasan orang tewas saat pelaku bom bunuh diri menyerang pemakaman salah satu demonstran yang tewas pada Sabtu.
Antara / Reuters