Kuantan – Dua personel Royal Malaysian Air Force (RMAF) gugur ketika jet tempur Hawk 108 mereka jatuh di 51 kilometer dari pangkalan udara RMAF di Kuantan, pada hari Kamis, 15/6/2017, seperti dilansir Straitstimes.com, di hari yang sama.
Jet tempur latih Hawk 108 lepas landas dari pangkalan angkatan udara Kuantan pukul 11:00 dan kehilangan kontak setengah jam kemudian pada pukul 11.30.
Hawk 108 adalah versi ekspor Hawk 100, pesawat latih canggih, dua kursi dengan avionik tambahan, opsional forward-looking infrared, sayap yang didesain ulang dan hands-on throttle-and-stick.
Pesawat ini dilengkapi dengan warning receiver Radar BAE Sky Guardian dan rel rudal udara-ke-udara di sayapnya.
Hawk 108 adalah versi dua kursi dari jet tempur Hawk 208, yang digunakan untuk misi serangan udara di Lahad Datu selama Operasi Daulat pada tahun 2013.
Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein telah memerintahkan Royal Malaysian Air Force (RMAF) untuk melakukan penyelidikan terperinci mengenai insiden yang melibatkan jatuhnya jet tempur Hawk 108 yang menewaskan dua pilotnya.
Hishammuddin juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga pilot yang gugur dalam kecelakaan tersebut.
9 Insiden Hawk sejak 1996
Dalam catatan BERNAMA yang dikutip Themalaymailonline.com, telah terjadi sembilan insiden yang melibatkan jet tempur Hawk dari Royal Malaysian Air Force sejak tahun 1996.
Pada tahun 1996, salah satu jet tempur ini jatuh dan meledak di luar Bandara Labuan. Kedua pilot selamat dari kecelakaan itu.
Dua tahun kemudian, pada tanggal 10 September 1998, pilot Hawk 208 tewas setelah jet tempur jatuh di Kuala Betis, Gua Musang, sekitar 200 km dari Kota Bharu, Kelantan.
Pada tanggal 2 Oktober 2000, satu pesawat Hawk 208 tergelincir di landasan saat mendarat di Labuan. Pilot lolos tanpa cedera.
Di Kuantan, pada tahun 2003, dua pilot RMAF meninggal saat jet tempur Hawk jatuh Laut Cina Selatan dari Pantai Sepat, Pahang.
Kapten Khairul Hazrin Kamaruddin, 28, dan Capt Ashraff Che Hussin, 30, menjalani pelatihan penerbangan rutin dengan Hawk 108 dari pangkalan udara Kuantan RMAF saat kecelakaan terjadi.
Pada tahun 2005, sebuah pesawat Hawk 208 menuju Pangkalan Air Labuan dari Butterworth jatuh di Pulau Buah, Labuan, menewaskan pilotnya.
Pada tanggal 31 Mei 2006, Mayor Mohammad Rohaizan Ab Rahman ditemukan tewas setelah jet tempur Hawk 208-nya jatuh di Laut Cina Selatan, 3km dari Kampung Lanjut, Pahang, saat mengikuti pelatihan penerbangan.
Hampir sebulan setelah tragedi tersebut, pesawat Hawk lainnya terpaksa mendarat saat latihan di Pahang pada 23 Juni. Kedua pilotnya bertahan.
Setelah dua insiden tersebut, RMAF mengrounded jet tempur Hawk buatan Inggris.
Setelah suspensi diangkat, satu pesawat Hawk 208 jatuh setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Kuantan pada tanggal 4 Mei 2007. Pilot tersebut selamat menggunakan kursi lontar dan tidak mengalami luka serius.
RMAF membeli 28 jet tempur Hawk pada tahun 1990 dari Inggris dan pesawat tersebut dikirim antara Januari 1994 dan September 1995.
Angkatan udara memiliki dua jenis pesawat Hawk, 108 yang digunakan untuk pelatihan, dan versi lanjutan dari 108, Hawk 208, yang merupakan pesawat tempur udara.
Hawk memiliki kecepatan maksimum Mach 1.2 (1.481 km per jam) pada ketinggian maksimum atau 1.037 km per jam di permukaan laut dan jarak tempuh 617 km.
Selama serangan Lahad Datu pada bulan Maret 2013, lima jet tempur Hawk dan tiga Boeing F / A 18D Hornets dikerahkan untuk melakukan serangan udara di tempat persembunyian teroris.