Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Kratos Ungkap Sistem Pesawat Nirawak Baru Pada Pemeran Dirgantara Paris 2017

Pesawat nirawak XQ-222 Valkyrie. © Kratos Defense & Security Solutions, Inc

Kratos Defense & Security Solutions, Inc. secara resmi akan mengungkap kelas baru sistem udara nirawak yang mewakili masa depan pertarungan udara dalam pameran Paris Air Show 2017, seperti dilansir dari Defence Blog.

Kratos berada di garis depan sistem udara nirawak dengan kemampuannya merancang, serta mengembangkan, mendemonstrasikan dan mengirim drone bertenaga jet yang pinya kinerja tinggi dengan harga terjangkau.

Pada ajang tersebut,  Kratos akan mempresentasikan drone XQ-222 Valkyrie dan UTAP-22 Mako yang mampu memberikan kinerja seperti halnya pesawat tempur dan dirancang untuk berfungsi sebagai wingman bagi pesawat tempur berawak dalam pertempuran udara.

Valkyrie dan Mako mewakili UAV (drone) masa depan. Mereka sangat mampu bermanuver, tak terlihat, mampu terbang dengan kecepatan mendekati supersonik, serta dapat membawa dan menggunakan persenjataan atau sistem pengintaian.

Pesawat nirawak UTAP-22 Mako. © Kratos Defense & Security Solutions, Inc

XQ-222 Valkyrie yang lebih besar, memiliki panjang sekitar 9 meter, mempunyai jangkauan yang mengesankan hingga lebih dari 5.500 km atau 3.000 mil laut.

Yang terpenting, UAV (drone) buatan Kratos di sesuaikan dengan strategi militer yang baru muncul karena mereka dapat dipergunakan kembali dan memiliki hargayang rendah antara US $ 2-3 juta. Hal ini membuat efisiensi biaya untuk menerapkan sesuai  jumlah yang dapat secara efektif mendukung pesawat tempur berawak ataupun beroperasi secara independen dalam pertempuran.

Valkyrie baru-baru ini diumumkan oleh Laboratorium Riset Angkatan Udara (AFRL) dalam presentasi tentang program Low Cost Attritable Aircraft Technology (LCAAT) di Pangkalan Angkatan Udara Wright Patterson, Amerika Serikat.

“Jika Anda menggabungkan sekumpulan pesawat ini dengan F-35 atau F-22, atau sejumlah aset pengawasan kita, Anda bisa menjangkau lebih banyak ruang udara dengan biaya lebih rendah. Dalam banyak hal, kita tidak memiliki cukup pesawat terbang dan saat Anda melihat ke masa depan, kemungkinan ukuran armada kita akan semakin terbatas, jadi ini merupakan cara untuk memberikan pengganda kekuatan”, kata Bill Baron, Manajer Proyek AFRL LCAAT kepada Dayton Daily News.

Valkyrie telah dikembangkan sejak Juli 2016 lalu, ketika Angkatan Udara AS menyerahkan sebuah kontrak untuk mengembangkan LCAAT kepada Kratos Defense. Setelah desain dan pengembangan kurang dari dua tahun, drone XQ-222 Valkyrie telah menjadwalkan penerbangan perdananya pada musim semi tahun 2018.

Sementara UTAP-22 Mako sudah beroperasi dan dijadwalkan untuk mengikuti penerbangan uji coba, dimana ia akan membawa sejumlah sensor dan bekerjasama dengan pesawat tempur berawak, pada bulan Juni, Juli dan Agustus tahun ini.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest

Penulis: