Damaskus – Sedikitnya 20 orang tewas dan 30 orang lagi cedera sewaktu tiga serangan bom-mobil bunuh diri pada Minggu 2-7-2017, di Ibu Kota Suriah, Damaskus, kata stasiun televisi pro Pemerintah Ekhbaria.
Warga Damaskus terbangun pagi pada Minggu 2-7-2017 pagi, karena suara ledakan keras, yang belakangan diketahui dilakukan oleh 3 orang pembom bunuh diri.
Ketiga mobil tersebut membuat perhatian personel keamanan yang kemudian memburunya, kata Xinhua. Dua mobil meledak di dekat jalan menuju Bandar Udara di pintu masuk Damaskus, sebelum mencapai sasaran mereka di dalam kota, sedangkan mobil ketiga melarikan diri dan meledak di Bundaran Ghadir di dekat Bundaran At-Tharir di Damaskus Timur.
Kebanyakan korban dilaporkan karena ledakan ketiga di dekat Bundara At-Tharir, tempat 56 mobil rusak selain bagian depan tiga gedung permukiman, kata satu sumber Militer kepada Xinhua.
Sumber itu, yang tidak ingin disebutkan jati dirinya, mengatakan pelaku serangan bermaksud meledakkan mobil tersebut di dalam daerah banyak orang di Ibu Kota Suriah, sewaktu orang kembali bekerja setelah libur Idul Fitri selama satu minggu.
Sementara itu, Lembaga pemantau Hak Asasi Manusia di Suriah, menyatakan 18 orang tewas dan 15 orang lagi cedera dalam ledakan tersebut, 10 di antara mereka tewas dalam ledakan di Bundaran At-Tharir.
Pemboman itu terjadi sewaktu pertempuran sengit telah berlangsung di daerah yang dikuasai gerilyawan di Damaskus Timur antara Militer Suriah dan Kelompok Failaq Ar-Rahman , yang bersekutu dengan Fron An-Nusra, yang mempunyai hubungan dengan Al-Qaida.
Sehari sebelumnya para pegiat menuduh militer pemerintah melancarkan serangan dengan menggunakan Gas klorin di Daerah Ayn Tarma di Damaskus Timur. Tetapi pernyataan tersebut dibantah dengan tegas oleh Militer Suriah, yang mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa gerilyawan berbohong untuk menutupi kekalahan mereka.
Failaq Ar-Rahman kembali melontarkan tuduhan pada Minggu 2-7-2017, dan mengatakan Militer Suriah diduga melakukan serangan Gas Klorin kedua dalam 24 jam.
Rami Abdul-Rahman, pemimpin Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, mengatakan pertempuran sudah berlangsung di Jobar dan Ayn Tarma, dua permukiman di Wilayah Ghouta Timur di bagian Timur Damaskus.
Pertempuran di Damaskus Timur telah meningkat sejak Juni 2017, sewaktu Militer Suriah memulai serangan untuk merebut Ayn Tarma dan Jobar dari gerilyawan, yang tidak diikutkan dalam kesepahaman daerah penurunan ketegangan pada Mei 2017.
Kesepahaman tersebut menghasilkan kedamaian yang relatif, tapi kelompok yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida tidak diikutkan. Dan Militer Suriah bermaksud memperluas perimeter keamanan di seluruh Ibu Kota Suriah dengan berusaha mengusir pasukan tempur garis keras dari daerah itu.
Antara/Xinhua-OANA