Jayapura – Kapolda Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar memerintahkan tembak bagian kaki terhadap perusuh di Mulia sebab mereka telah dikategorikan perusuh.
“Saya telah perintahkan kepada Kapolres Puncak Jaya untuk bertindak tegas termasuk menembak perusuh dibagian kaki,” ujar Kapolda Papua pada Senin 3-7-2017 di Jayapura.
Irjen Boy Rafli mengatakan, tindakan yang terjadi di Mulia akibat masyarakat dieksploitasi elite politik sehingga melakukan tindakan penyerangan kepada pendukung salah satu pasangan calon.
Oleh sebab itu, jajaran Polres Puja telah diperintahkan untuk bertindak tegas, kata Irjen Pol Boy Rafli dan menambahkan Aparat keamanan sebetulnya mampu mengatasi pertikaian yang terjadi di Mulia tetapi sampai hari ini masih dalam usaha pencegahan.
Akan tetapi pendukung salah satu pasangan calon terus berusaha menyerang pendukung lainnya mengakibatkan Aparat keamanan telah waktunya bertindak tegas untuk menghindari jatuhnya korban.
“Masyarakat juga diminta agar tidak terprovokasi sebab yang akan menjadi korban adalah mereka sendiri,” kata mantan kadiv Humas Mabes Polri.
Kapolda mengakui, sampai sekarang ini belum ada yang diamankan sebab Polisi masih mengumpulkan barang bukti dan apabila telah lengkap maka tetap akan ditangkap.
Kasus di Mulia mirip dengan yang terjadi di Yamoneri sewaktu pelaksaan pemungutan suara ulang (PSU) dimana elite politik berupaya membenturkan masyarakat dan itu tidak bisa dibiarkan sehingga pelakunya akan ditangkap, kata Kapolda Papua.
Sita Anak Panah dan Sajam
Sekitar 115 anak panah dan busur disita dari masyarakat yang berada disekitar posko pemenangan pasangan no urut 1,2 dan pasangan no urut 3 di Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya, Papua.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal kepada Antara di Jayapura, Senin, 3/7/2017 mengatakan, disitanya ratusan anak panah dan busur itu setelah sebelumnya dilakukan apel gabungan TNI dan Polri yang dipimin Kapolres Puncak Jaya AKBP Hotman Hutabarat di Mulia, Senin sore sekitar pukul 15.00 WIT.
Seusai apel yang dilaksanakan dalam rangka cipta kondisi itu tim kemudian dibagi tiga yakni posko nomor 1 dipimpin Waka Res Puja Kompol Luther Taruk, posko nomor 2 dipimpin Kapolres Puja AKBP Hotman Hutabarat dan posko nomor 3 dipimpin Dandim 1714 Puja Letkol Infantri Hendratno.
Dari hasil razia selain diamankan anak panah dan busur juga disita puluhan senjata tajam lainnya termasuk katapel.
“Saat ini semua diamankan di Mapolres Puja di Mulia,”kata Kombes Ahmad Kamal.
Dikatakan, dari laporan yang diterima sempat terjadi protes dari pendukung pasangan nomor urut 1 dan 2 yang meminta agar panah serta sajam dikembalikan.
Akan tetapi permintaan mereka ditolak dan akhirnya mereka kembali ke posko masing- masing.
Aksi saling serang dengan menggunakan senjata tradisional seperti panah yang terjadi sejak Minggu (2/7) mengakibatkan sekitar 20 orang terluka,yang satu di antaranya meninggal dan 15 honai atau rumah adat dibakar.
Pilkada di Kabupaten Puncak Jaya diikuti tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati yakni no urut 1 paslon Yustus Wonda-Kirenius Telenggen, Hanock Ibo-Rinus Telenggen dan Yuni Wonda-Deinas Geley.
Antara