Tentara Israel memperoleh sejumlah drone multi-rotor yang telah dimodifikasi untuk bisa membawa senapan serbu M4, SR25, peluncur granat 40 mm, peluncur gas CS dan berbagai persenjataan lainnya untuk meningkatkan kapasitasnya dalam pertempuran perkotaan tiga dimensi, seperti dilansir dari laman Defence Blog.

TIKAD adalah drone multi-rotor buah karya Duke Robotics, sebuah startup yang berbasis di Florida, yang juga telah mempresentasikan modelnya kepada Angkatan Darat AS.

Letnan Kolonel Raziel Atuar, seorang veteran yang pernah bertugas dalam Pasukan Khusus Israel selama 20 tahun, mendirikan perusahaan Duke Robotics tahun 2014 bersama dengan insinyur parasut Sagiv Aharon.

“Anda memiliki sekelompok kecil (musuh) yang berada di daerah sipil yang padat dan mereka menggunakan warga sipil sebagai tameng, tapi Anda harus masuk. Bahkan untuk menangkap beberapa orang bersenjata mortir, Anda bisa mengirim satu batalyon dan kehilangan pasukan. Masyarakat juga terluka. Sebuah tantangan operasional, yang membuat kita kecewa”, kata Atuar.

TIKAD merupakan terobosan dalam merancang drone tempur perkotaan, sejauh ini Anda dapat memasang sebuah pistol tapi drone akan bergerak kacau setiap melepas tembakan apapun senjata yang digunakan.

“Hukum Ketiga” Newton telah disajikan sebagai penghalang utama dalam hal pemasangan perlengkapan tempur dalam sebuah drone, namun sekarang ini melalui sistem yang telah dikembangkan oleh Duke Robotics, TIKAD mampu untuk mendistribusikan gaya dorong sedemikian rupa sehingga tetap diam di udara.

Dengan keleluasaan bergerak 6° dan kemampuan untuk dapat dengan cepat mengarahkan senjata dan kamera. Saat ini dapat mengangkut hingga 9 kg perangkat tempur, namun yang menjadi kuncinya adalah sistem yang memungkinkan untuk tetap dapat mempertahankan kestabilannya di udara.

Diperkirakan bahwa dalam beberapa dekade mendatang, skadron operasi taktis yang lebih baik dan lebih banyak akan memiliki drone canggih ini. Jenis drone tempur perkotaan.