Korea Selatan kabarnya telah mengusulkan untuk mengadakan pembicaraan militer dengan negara tetangganya Korea Utara, yang perupakan perundingan pertama sejak tahun 2014, seperti dilansir dari Sputnik News.
“Kami telah meminta perundingan militer dengan Korea Utara pada tanggal 21 Juli di Tongilgak untuk menghentikan semua kegiatan bermusuhan yang terus meningkatkan ketegangan militer di garis demarkasi”, menurut Wakil Menteri Pertahanan Korea Selatan, Suh Choo-suk pada hari Senin (17/07/2017).
Tongilgak adalah sebuah bangunan milik Korea Utara di desa Panmunjom, yang berada di garis demarkasi yang memisahkan kedua negara tersebut. Sebuah gencatan senjata yang mengakhiri permusuhan aktif dalam Perang Korea telah ditandatangani di desa tersebut.
Perundingan antar pejabat tingkat tinggi militer telah diminta untuk dilaksanakan pada 21 Juli, dan diantara perwakilan Palang Merah kedua negara pada 1 Agustus.
Agenda pertemuan militer belum ditetapkan, namun pertemuan Palang Merah diharapkan dapat mencakup cara untuk melanjutkan kembali reuni keluarga melalui liburan Chuseok yang akan datang di bulan Oktober.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan telah meminta agar jalur komunikasi militer antar Korea di wilayah barat dapat dipulihkan, supaya Korea Utara menanggapi tawaran mereka.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in merupakan pendukung dialog tersebut dan baru-baru ini mengatakan bahwa kebutuhan melakukan pembicaraan untuk menghentikan program nuklir dan rudal Korea Utara lebih mendesak dari sebelumnya.
Jika terlaksana, perundingan tersebut akan menjadi yang pertama di antara pejabat tingkat tinggi militer dalam hampir tiga tahun ini, kata Yonhap. Sebuah pertemuan kerja diadakan di Panmunjom pada 15 Oktober 2014, namun tidak ada kesepakatan mengenai bagaimana mengurangi ketegangan yang dicapai. Perundingan tingkat pemerintah terakhir di adakan pada bulan Desember 2015.
Korea Utara telah melakukan 11 uji coba rudal tahun ini, meski ada kecaman internasional. Uji coba rudal balistik terbaru, mungkin menunjukkan kemampuannya mencapai wilayah AS dengan kemampuan senjata nuklir jarak jauh. Pyongyang juga telah melakukan lima uji coba nuklir, yang telah melanggar sanksi internasional.