Pekanbaru – Korps Pasukan Khas TNI AU menyatakan bertanggung jawab penuh kepada Warga Sipil yang meninggal dan terluka akibat ledakan Amunisi pada Kamis siang 20 Juli 2017 di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.
Korps Pasukan Khas TNI AU menyatakan insiden ledakan amunisi di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, hingga menyebabkan seorang warga sipil meninggal dunia serta 5 lainnya luka-luka, akibat kelalaian prajurit.
“Penyebab ledakan adalah akibat kelalaian anggota saya,” ujar Wakil Komandan Korpaskhas Marsekal Pertama Yudi Bustami dalam keterangannya, pada Kamis 20 Juli 2017 di Rokan Hulu.
Marsekal Pertama Yudi Bustami menyimpulkan hal itu, setelah pihaknya bersama dengan Polres Rokan Hulu melakukan serangkaian penyelidikan pasca ledakan bahan jenis TNT.
Dalam insiden ledakan pada Kamis 20 Juli 2017 siang sekitar pukul 11.30 WIB di Dusun Karya Tama, Desa Rambah Utama, Kecamatan Rambah Samo, Kabupaten Rokan Hulu, menyebabkan seorang warga bernama Suwanda (26) meninggal dan 5 orang lainnya luka-luka.
Hasil dari penyelidikan bersama Polri, Marsma Yudi Bustami yang juga menjabat sebagai Direktur Latihan Militer Trisula Perkasa yang diikuti oleh 150 personel Paskhas, mengatakan insiden ledakan terjadi setelah selesai tim menyelesaikan salah satu misi.
Misi tersebut adalah misi serangan fajar yang dimulai pada Kamis 20 Juli 2017 sejak pagi pukul 05.30 WIB dan berakhir pada siang hari atau sebelum terjadinya insiden ledakan.
Menurut Marsma Yudi Bustami, seharusnya tim telah menyisir/membersihkan areal latihan tempur, terutama areal perkebunan warga setempat yang digunakan sebagai medan latihan.
Tetapi, belum sempat penyisiran dilakukan, terdengar suara ledakan keras. Marsma Yudi Bustami meyakini bahwa suara ledakan itu berasal dari salah satu amunisi TNT yang digunakan dalam latihan.
“Belum sempat dilaksanakan tindakan terakhir (pembersihan areal latihan), terdengar ledakan tersebut,” kata Yudi Bustami.
Pasca terjadi ledakan, tim langsung menuju ke sumber ledakan, yang berjarak sekitar 30 meter dari lokasi latihan dilaksanakan. Dari penyelidikan dipastikan bahwa ledakan itu berasal dari salah satu amunisi yang tertinggal sewaktu latihan.
Yudi Bustami menuturkan, amunisi itu awalnya ditemukan oleh seorang warga bernama Fahmi di areal perkebunan. Oleh Fahmi, amunisi itu dibawa pulang dan dia melaporkan tentang barang temuan itu ke mertuanya, Ujun .
“Bapak Ujun meminta agar Fahmi membuang saja barang (amunisi) tersebut. Lalu (Fahmi) menyimpan di teras rumah,” kata Yudi Bustami.
Beberapa saat kemudian, datang korban Suwanda dan lima oprang lainnya. Mereka lalu mengutak-atik temuan Fahmi hingga meledak dan mengakibatkan Suwanda meninggal dunia. Meskipun begitu, Yudi Bustami mengatakan bahwa insiden itu adalah murni kelalaian Prajurit Paskhas.
“Kami akan bertanggung jawab secara maksimal kepada keluarga yang ditinggalkan. Kemudian, korban luka tetap kami tanggung,” kata Marsekal Pertama Yudi Bustami .
Pihaknya juga akan menyelidiki insiden itu dan memberikan sanksi kepada Prajurit yang terbukti lalai hingga mengakibatkan musibah itu.
“Juga kepada anggota kami yang lalai, akan kami tindak sebagaimana mestinya,” ujar Wakil Komandan Korpaskhas.
Selaku Direktur latihan Militer Trisula Perkasa, Marsma Yudi Bustami mengatakan, secara umum kegiatan 150 personel Paskhas itu berlangsung lancar.
Insiden ledakan terjadi sebelum penyisiran (pembersihan/demunisi) setelah selesai latihan di perkebunan warga.
“Kami akui ada bahan Amunisi kami yang tertinggal. Tetapi tidak ada niat kita sedikitpun menyakiti rakyat,” ujar Wakil Komandan Korpaskhas Marsekal Pertama Yudi Bustami, dilansir ANTARA, 20-7-2017.