Washington – Uji terkini Peluru Kendali Balistik antar benua (ICBM) Korea Utara menunjukkan bahwa Pyongyang kemungkinan dapat menjangkau sebagian besar daratan Amerika Serikat, kata pejabat AS pada Senin 1 Agustus 2017.
Penilaian tersebut, sewaktu pejabat memaparkan dalam keadaan tidak bersedia disebut jati dirinya, menggarisbawahi perkembangan ancaman akibat program Nuklir dan Peluru Kendali Pyongyang dan dapat menambah tekanan terhadap pemerintahan Presiden Donald Trump.
Korea Utara pada Sabtu 29 Juli 2017 menyatakan berhasil melakukan uji ICBM lain dan membuktikan kemampuan mereka menyerang daratan AS.
Pemimpin Korut, Kim Jong-un, mengawasi peluncuran Peluru Kendali itu pada Jumat 28 Juli 2017 malam dan menyebutnya “peringatan keras” bagi Amerika Serikat, kata kantor berita resmi Korut, KCNA.
Tetapi, 2 pejabat intelijen AS, yang berbicara dalam kondisi tidak bersedia disebut jati dirinya, mengatakan pada Senin 31 Juli 2017 bahwa Jong-un ingin mengembangkan sebuah ICBM berkemampuan Nuklir untuk mencegah serangan terhadap negaranya dan meningkatkan pengakuan internasional, bukan untuk melancarkan serangan terhadap Amerika Serikat atau sekutunya yang dia ketahui merupakan sebuah tindakan “bunuh diri” jika dilakukan.
Pentagon menolak untuk memberikan tanggapan atas penilaian AS terhadap peluncuran Peluru Kendali itu, walaupun sekarang itu mereka mengakui bahwa uji coba terkini tersebut adalah peluncuran yang terjauh jangkauannya dari peluru kendali Korea Utara lainnya yang telah diuji sebelumnya.
2 pejabat AS secara terpisah, yang membahas uji coba terkini peluru kendali Korut yang berlangsung sekitar 45 menit itu, mengatakan bahwa peluncuran tersebut menunjukkan jangkauan yang lebih jauh dari pada peluncuran ICBM pada 4 Juli 2017 lalu dan menurut Korea Utara berlangsung selama 39 menit.
Salah satu pejabat mengatakan bahwa Peluru Kendali itu mampu mencapai ketinggian, jarak dan kekuatan yang lebih besar dibanding uji coba sebelumnya, sebab menggunakan gaya stabilisasi mesin, yang melawan efek angin dan kekuatan lainnya.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berbicara dengan Trump pada Senin 31 Juli 2017 dan menyetujui perlunya tindakan lebih lanjut terhadap Korea Utara, beberapa jam setelah Duta Besar AS untuk PBB mengatakan bahwa Washington “sudah selesai membahas mengenai Korea Utara”.
Pentagon menyatakan bahwa pihaknya melakukan pembicaraan Militer-ke-Militer dengan sekutu AS, Jepang dan Korea Selatan, sesudah Korut melaksanakan uji coba tesebut.
Hwasong-14 meluncur mencapai ketinggian 3.724,9 kilometer dan meluncur sejauh 998 kilometer dan akhirnya jatuh di pesisir perairan Timur semenanjung Korea, kata KCNA.
Pakar senjata mandiri mengatakan yakin peluncuran tersebut menunjukkan bahwa banyak daerah di Amerika Serikat berada dalam jangkauan Peluru Kendali itu, jika Peluru Kendali tersebut diluncurkan dalam lintasan lengkung. Antara/Reuters