Kabul/Washington – Serangan bom bunuh diri menewaskan 2 Tentara AS pada Rabu 2 Agustus 2017 di Afghanistan, sewaktu mereka bepergian dengan sebuah konvoi kendaraan di dekat bandara kota Kandahar, ujar Militer AS, dalam suatu serangan yang diakui pertanggung-jawabannya oleh pemberontak Taliban.
Serangan tersebut menjadi peringatan akan adanya bahaya yang mengancam 8.400 orang anggota pasukan AS di Afghanistan, yang mana Presiden Donald Trump mempertimbangkan untuk mengirim ribuan Tentara lagi ke perang terpanjang yang melibatkan AS itu.
Juru bicara Pentagon Kapten Angkatan Laut Jeff Davis mengumumkan kematian prajuritnya dari Washington. Kapten Jeff Davis tidak memberikan rincian lebih lanjut dan Pentagon menolak menanggapi tentang korban yang terluka.
Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat tidak disebut jati dirinya, mengatakan kemungkinan juga terdapat beberapa anggota koalisi pimpinan NATO yang mengalami luka-luka akibat serangan itu, tetapi ia tidak menyebutkan jumlahnya.
Seorang petugas keamanan setempat mengatakan bahwa pelaku serangan tersebut mengendarai sebuah kendaraan yang mengangkut bahan peledak, dan masuk ke dalam konvoi kendaraan tersebut. Foto lokasi kejadian menunjukkan gambar sebuah kendaraan lapis baja yang dalam keadaan rusak sebagian, dengan sebuah truk mengalami kerusakan yang sangat berat.
Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut pada pernyataan yang ditulis secara berjaringan oleh juru bicara Zabihullah Mujahid. Taliban mengatakan bahwa ledakan tersebut menghancurkan 2 unit kendaraan dan menewaskan 15 orang Tentara asing, termasuk 2 orang “Perwira Tinggi”.
Seorang saksi mengatakan bahwa Helikopter Militer mendarat di lokasi tersebut, setidak-tidaknya 4 kali sebagai bagian untuk mengamankan daerah tersebut dan menyingkirkan kendaraan yang rusak.
Bandara di Kandahar adalah asrama bagi sebuah pangkalan Militer utama untuk pasukan internasional yang membantu pasukan keamanan Afghanistan.
Koalisi pasukan internasional tersebut menempatkan hampir 13.000 orang Tentara dari 39 negara sebagai bagian dari misi untuk melatih, memberi saran dan membantu Tentara Afghanistan.
Komandan Militer AS di Afghanistan sudah mengajukan pengiriman beberapa ribu pasukan tambahan, tetapi pengajuan tersebut terhenti di Washington, di mana Trump menyatakan keraguannya untuk memperluas komitmen AS. Antara/Reuters