Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Langkah Penting Sebelum Mengajak Bela Negara

Menko Polhukam Wiranto (Sekretariat Kabinet)
Langkah Penting Sebelum Mengajak Bela Negara 1

Yogyakarta – Rasa memiliki negara perlu terus menerus ditumbuhkan sebelum mengajak masyarakat Indonesia ikut membela negara dari berbagai ancaman global, ungkap Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto.

“Yang penting seluruh masyarakat perlu kita ajak memiliki rasa ‘handarbeni’ (memiliki) negaranya, ini dulu,” ujar Wiranto setelah selesai melantik pengurus Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta pada Rabu 9-8-2017.

Menurut Wiranto, dengan adanya rasa memiliki negara maka sudah semestinya mereka membela negaranya dari berbagai ancaman yang datang dari luar baik dalam bentuk penjajahan ideologi, ekonomi, politik, keamanan dan lainnya.

“Kita lahir, besar, makan nasi, bahkan sampai mungkin mati juga di Indonesia, kok kemudian tidak merasa memiliki negeri, ini kan salah besar,” ujar Wiranto.

Sekarang ini, kata Menkopolhukham, ancaman dari luar negeri bukan lagi berupa invasi Militer. Cara-cara itu telah ditinggalkan negara penjajah sebab untuk konteks pada saat ini dinilai tidak lagi menguntungkan baik dari sisi ekonomi maupun kedudukan mereka di ranah geopilitik internasional.

“Invasi dengan pendudukan pasukan di negara lain kan biayanya mahal sekali. Belum lagi akan menghadapi hujatan dari berbagai negara, tentu itu tidak menguntungkan mereka,” ujar Wiranto.

Sehingga sekarang ini bentuk penjajahan itu bertransformasi melalui penyerangan ideologi berupa penyusupan paham radikal dan terorisme, perusakan lingkungan seperti illegal loging, perusakan alam pikir masyarakat melalui media sosial, serta pemasokan Narkoba untuk memutus perkembangan generasi muda Indonesia.

Ancaman itu, menurut Wiranto, justru lebih efektif dan membahayakan dibandingkan ancaman Militer sebab lebih banyak memanfaatkan “tangan” masyarakat Indonesia sendiri.

“Masalahnya masyarakat rata-rata belum menyadari sepenuhnya bahwa itu ancaman. Mereka merasa itu semua adalah bagian dari kehidupan kita yang dinamis,” ujar Menkopolhukham Wiranto.

Oleh karena itu, menurut Wiranto, semangat bela negara perlu ditimbulkan dengan didahului rasa memiliki negaranya sendiri disertai penguatan nilai Pancasila sebagai ideologi negara. “Karena untuk menghalau ancaman itu tidak mungkin hanya diserahkan pada Tentara dan Polisi,” ujar Wiranto.

Untuk menanamkan rasa memiliki negara atau nasionalisme, Wiranto ingin mencontoh strategi yang dilaksanakan Pemerintah Turki. Pasalnya, meski wilayah Turki berbatasan langsung dengan Suriah yang notabene menjadi basis ISIS, tetapi kenyataanya rasio masyarakat yang menjadi teroris sangat kecil.

“Turki tidak membangun tembok penghadang di perbatasan, tetapi yang ditembok adalah hati masyarakatnya,” ujar Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto. Dirilis Antara 9 Agustus 2017.

Share:

Penulis: