Toronto – Seorang pastor Kanada yang dipenjara di Korea Utara selama dua tahun lebih, diam-diam pulang ke rumahnya di pinggiran kota Toronto, Sabtu, 12/8/2017 setelah menempuh perjalanan panjang dengan jet pemerintah melalui Jepang.
Hyeon Soo Lim, mantan pastor senior di salah satu gereja terbesar di Kanada, telah menghilang dalam sebuah misi ke Korea Utara awal tahun 2015. Dia dijatuhi hukuman kerja keras seumur hidup pada Desember 2015, atas tuduhan mencoba menggulingkan pemerintahan Pyongyang.
Berita tentang pembebasan Hyeon Soo Lim muncul pada Rabu, ketika kantor berita KCNA Korea Utara mengatakan Lim telah dibebaskan atas dasar kemanusiaan,karena kesehatannya yang memburuk.
Pengumuman itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Pyongyang, meskipun pihak berwenang belum mengatakan ada kaitan antara pembebasan itu dengan upaya untuk meredakan kebuntuan mengenai program nuklir Korea Utara.
Anak laki-laki Hyeon Soo Lim, James Lim mengatakan ayahnya senang bisa pulang ke rumah di Kanada. Ia juga berhenti minum kopi dan donat di warung kopi waralaba Tim Horton yang populer di Kanada dalam perjalanan pulang dari bandara.
Keluarga meminta masyarakat untuk menghormati privasi mereka, membiarkannya beristirahat selama sehari dan berkumpul bersama keluarga sebelum tampil di depan umum pada Minggu untuk menghadiri kebaktian di gereja.
James Lim mengatakan ayahnya dalam “kesehatan yang baik”, namun mencatat bahwa keluarga berencana untuk menyiapkan perawatan medis tambahan, termasuk pemeriksaan.
“Dia dalam kondisi sangat baik, mengingat semua yang telah dia alami,” katanya.
Keluarga Hyeon Soo Lim mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Kanada karena telah membantu mengamankan pembebasannya. Mereka menolak memberikan rincian tentang negosiasi dengan Korea Utara.
“Ini adalah upaya yang halus. Ada banyak kerumitan untuk itu,” kata James Lim.
Dia menambahkan bahwa upaya membawa pulang Hyeon Soo Lim menjadi semakin mendesak, setelah kematian Otto Warmbier, seorang pelajar Amerika Serikat yang meninggal beberapa hari setelah dibebaskan dari penjara Korea Utara dalam keadaan koma.
“Kanada telah secara aktif terlibat dalam kasus Lim di semua tingkat, dan kami akan terus mendukungnya dan keluarganya sekarang setelah dia kembali, “kata pernyataan Pemerintah Kanada.
Lim mengunjungi Korea Utara lebih dari 100 kali sejak 1997 dan membantu mendirikan panti asuhan dan panti jompo.
Tahun lalu, Lim mengatakan kepada CNN, dia menghabiskan delapan jam sehari untuk menggali lubang di sebuah kamp kerja paksa dimana dia belum melihat tahanan lainnya. Reuters/Anatara, 13/8/2017.