Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Jalesveva Jayamahe Bersama Kapal Selam Nagapasa Class

KRI Nagapasa-403 (Indonesian Military Fans)
Jalesveva Jayamahe Bersama Kapal Selam Nagapasa Class 1

Kapal selam Nagapasa-403 dijadwalkan akan tiba di Indonesia di penghujung Bulan Agustus 2017, setelah berlayar dari galangan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) di Okpo, Korea Selatan pada 11/8/2017. Kapal selam type 209/1400 ini akan berlayar selama 18 hari untuk tiba di Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur.

Kabar gembira tidak hanya sampai di situ. Kapal selam kedua type 209/1400 yang bernama KRI Ardadedali-404, juga akan dirampungkan pembangunannya oleh DSME, pada tahun ini.

KSAU Laksamana Ade Supandi mengatakan, kapal selam kedua akan rampung tahun ini dan kapal selam ketiga, sekitar 2,5 sampai 3 tahun masa pembangunan.

“Sama. Hanya produknya di sana banyak dikerjakan tangan Korea, di sini nanti tangan Indonesia,” ujar Laksamana Ade Supandi di Kemenko Polhukam, Jakarta, yang dirilis Detik.com, Senin, 14/8/2017.

Kapal selam ketiga DSME type 209/1400 akan dibangun di galangan PT PAL Indonesia, Surabaya, bekerja sama dengan DSME, sebagai bagian dari transfer teknologi.

Dengan pembangunan kapal selam ini dalam negeri, diharapkan Indonesia bisa semakin mandiri dalam pengadaan alutsista.

Kapal selam KRI Nagapasa class memiliki panjang 61,2 meter, beam 6, 25 m, hull draught 5,5 m. Ditenagai oleh 4 mesin disel MTU 12V493 kapal selam ini memiliki top speed 21,5 knot saat menyelam dan 11 knot saat muncul ke permukaan. Jangkauan operasinya 10.000 nm atau sekitar 16.000 kilometer dengan kecepatan 10 knot. Kapal selam ini mampu berlayar lebih dari 50 hari untuk mengangkut 40 kru.

KRI Nagapasa class nantinya akan dipersenjatai torpedo kelas berat, black Shark,buatan Whitehead Sistemi Subacquei (WASS), Finmeccanica Company, Italia.

“Senjata torpedo black shark, jadi mungkin mudah-mudahan tahun ini bisa masuk,” ujar Dr. Widodo kepada Metrotvnews.com, saat membuka Pameran Industri Pertahanan, 13/8/2017 di Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Torpedo torpedo kelas berat merupakan hasil penelitian dan teknologi Italia dengan elektro-akustik yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Laut Italia.

Torpedo kelas berat Black Shark, buatan Italia (leonardocompany.com)
Jalesveva Jayamahe Bersama Kapal Selam Nagapasa Class 2

Black Sharik dibuat untuk menetralisir ancaman target permukaan atau pun bawah laut. Black Shark adalah torpedo wire-guided menggunakan kabel serat optik sehingga selama dalam peluncuran tetap dapat melakukan komunikasi untuk mengirim dan menerima data penting untuk kesuksesan misi.

Black Shark memiliki panjang sekitar 6 meter, diameternya sekitar 533 mm, sangat tidak bersuara dan bisa bekerja dalam self-guidance mode, saat langkah terakhir dalam menyelesaikan misi. Versi yang paling inovatif dari torpedo ini, menggunakan sumber daya baterai Lithium-Polimer baru.

Kapal selam DSME 209/140 SSK dirancang untuk berbagai misi, termasuk peperangan anti-permukaan (ASuW), perang anti-kapal selam (ASW), peletakan ranjau, dan operasi pasukan khusus, ujar DSME saat peluncuran KRI Nagapasa-403. Jalesveva Jayamahe.

Share:

Penulis: