Seoul – Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menerima laporan dari tentaranya mengenai rencana untuk menyerang daerah sekitar Guam dan mengatakan akan mengamati sikap Amerika Serikat untuk sementara waktu, sebelum mengambil keputusan, ujar kantor berita Korea Utara, Selasa, 15/8/2017.
“Amerika Serikat adalah yang pertama yang membawa banyak peralatan nuklir strategis di dekat kita, pertama yang harus membuat keputusan tepat dan menunjukkannya melalui tindakan, jika mereka ingin mengurangi ketegangan di semenanjung Korea dan mencegah bentrokan militer yang berbahaya,” ujar Kim sebagaimana dikutip KCNA.
Kim Jong-un memerintahkan tentara selalu siap menyerang jika dia mengambil keputusan bertindak, kata laporan KCNA.
Sementara itu, wakil menteri pertahanan Korea Selatan Suh Coo-suk mengatakan Korea Utara belum sepenuhnya menguasai teknologi peluru kendali antarbenua dan butuh waktu satu atau dua tahun tambahan, meski kemampuan Korea Utara dalam memasang hulu ledak nuklir berkembang sangat cepat.
Yang belum dikuasai Pyongyang adalah teknologi melindungi peluru kendali saat senjata itu memasuki kembali atmosfer setelah terbang ke luar angkasa.
Kekhawatiran akan keberhasilan Korea Utara dalam mengembangkan peluru kendali nuklir, yang mampu menyasar daratan Amerika Serikat, memicu ketegangan kawasan dalam beberapa bulan belakangan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahkan mengancam menyiagakan pasukannya jika Korea Utara melakukan tindakan gegabah.
Wakil Menteri Pertahanan Korea Selatan mengatakan, Korea Utara akan terus melakukan provokasi, termasuk di antaranya uji nuklir. Namun dia tidak melihat ancaman serangan dari negara tetangganya tersebut.
Direktur badan intelejen Amerika Serikat, CIA, Mike Pompeo, sepakat bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akan kembali menggelar uji coba senjata.
“Saya yakin dia akan terus mengembangkan program rudal, jadi tidak akan mengejutkan jika ada percobaan lagi,” ujar Pompeo kepada “Fox Sunday News”.
“Saya mendengar percakapan soal kemungkinan perang nuklir. Tapi saya tidak menerima laporan intelejen yang mengindikasikan hal itu akan terjadi dalam waktu dekat,” katanya.
Korea Utara akhir-akhir ini terus menggelar uji coba rudal.
Kepala staf militer gabungan Amerika Serikat, Joseph Dunford, kini sedang mengunjungi Seoul untuk mendiskusikan ketegangan kawasan menjelang latihan militer bersama kedua negara yang dijadwalkan akan digelar pada akhir bulan ini.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Lee Jin-woo, mengatakan latihan bersama itu akan terus dilaksanakan sesuai dengan rencana, meski ditentang oleh tetangganya di Utara.
“Pelatihan itu sesuai dengan hukum dan akan berpusat pada pertahanan serta bagaimana meminimalkan provokasi dari Korea Utara,” ujarnya. Reuters/Antara.