Baghdad – Pasukan keamanan Irak melaksamakan serangan pada Minggu 20-8-217 untuk merebut kembali kota Tal Afar, tujuan berikutnya dalam perang yang disokong Amerika Serikat untuk mengalahkan pegaris keras, ujar Perdana Menteri Haider al-Abadi.
“Anda menyerah atau tewas,” ujar Haider al-Abadi dalam amanatnya di televisi, yang mengumumkan serangan tersebut, yang ditujukan kepada pegaris keras itu.
Kubu lama pemberontak garis keras, Tal Afar, 80 km disebelah Barat Mosul, terputus dari wilayah lain, yang dikuasai ISIS pada Juni 2017.
Kota itu dikepung pasukan pemerintah Irak dan relawan Syiah di Selatan serta pejuang Peshmerga Kurdi di Utara.
Sekitar 2.000 orang pasukan tempur tetap berada di kota tersebut, ujar komandan militer Amerika Serikat dan Irak.
Kelompok ISIS , yang memproklamirkan “kekhalifahan” kelompoknya, secara efektif kalah bulan lalu, sewaktu pasukan Irak yang disokong Amerika Serikat melengkapi pengambilalihan ibu kota militan di Irak, Mosul, sesudah kampanye 9 bulan.
Sebelumnya, Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi pada Selasa 15-8-2017 berjanji akan membebaskan “setiap inci” tanah Irak dari ISIS, dan menegaskan pasukan Irak sedang merencanakan serangan baru.
“Kami takkan meninggalkan satu inci pun tanah Irak di tangan pelaku teror Daesh (ISIS),” ujar Haider Al-Abdai dalam satu taklimat sesudah pertemuan mingguan kabinetnya.
Haider Al-Abadi, adalah juga menjadi Panglima Tertinggi Angkatan Bersenata Irak, menyatakan penundaan operasi pembebasan disebabkan oleh kegiatan persiapan oleh pasukan keamanan.
Pernyataan Perdana Menteri Irak tersebut dikeluarkan sewaktu pasukan pemerintah, termasuk satuan Hashd Shaabi, yang didominasi pemeluk Syiah, dan pasukan tempur suku Sunni, mengambil posisi baru di sebelah Barat Kota Mosul di Irak Utara. Pasukan pemerintah Irak sedang mempersiapkan diri untuk pertempuran guna membebaskan daerah yang dikuasai ISIS, termasuk Kota Kecil Tal Afar, kubu terakhir ISIS di Provinsi Nineveh.
Tal Afar, sekitar 70 kilometer di sebelah Barat Mosul, adalah tempat tinggal kebanyakan suku Turkoman Syiah dan Sunni, selain masyarakat minoritas Kurdi dan Arab. Kota kecil tersebut jatuh ke tangan ISIS pada 2014.
Pasukan Irak masih harus melaksanakan serangan lain guna menyerang pasukan tempur ISIS dari persembunyian mereka di Hawijah di sebelah Barat-Daya Kirkuk, daerah terjal yang berbatasan dengan Provinsi Salahudin di Irak Timur, kata Xinhua. Selain itu, pasukan Irak juga akan menyerang kota kecil di perbatasan dengan Suriah di Provinsi Anbar, bagian Barat Irak.
“Dialog dengan delegasi Kurdi dilaksanakan sejalan dengan kepentingan negeri ini, dan suasana saling menghormati dan pengertian sudah mendominasi pertemuan tersebut,” ujar Haider Al-Abadi.
“Sangat disesalkan untuk mengajukan referendum sesudah keberhasilan kami dan kerja sama kami dalam menghapuskan Daesh,” kata Haider Al-Abadi. Ia merujuk kepada pembebasan kubu utama IS, Mosul, melalui kerja sama antara pasukan Kurdi, Peshmerga, dan pasukan Pemerintah Irak.
Haider Al-Abadi secara resmi mengumumkan pembebasan Mosul dari ISIS pada 10 Juli 2017 sesudah hampir 9 bulan pertempuran sengit. Antara/Reuters pada 20-8-2017.