Ambon – Kodim 1507/Saumlaki di Kabupaten Maluku Tenggara Barat berhasil membudidayakan pohon Torem yang langka dan terancam punah, padahal mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Pembudidayakan pohon Torem itu bagian dari program Emas Hijau (pemberdayaan potensi daratan terutama tumbuhan buah maupun pohon keras untuk kesejahteraan masyarakat di Maluku) yang digagas oleh Pangdam Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo, ujar Siaran pers Penerangan Kodam XVI/Pattimura yang diterima Antara, pada Senin 21-8-2017.
Torem merupakan pohon endemik Pulau Yamdena, Tanimbar, Maluku Tenggara. Oleh sebab harganya yang mencapai Rp 3,5 juta per meter kubik, pohon ini banyak diincar oleh pembalak liar dan lambat laun bisa punah bila tidak dikembangkankan melalui budi daya dan pelestarian.
Tidak hanya di kepulauan Yanmdena, Tanimbar, pohon Torem (Manilkara Kanosiensis) juga tumbuh di Brasil, dan konon tidak dapat dibudidayakan. Pohon Torem dapat tumbuh di ketinggian 100-400 meter, di tempat basah, kering, pasir, tanah sehingga hanya dapat tumbuh di Maluku Tenggara khususnya di Pulau Yamdena.
Pohon Torem itu termasuk famili sapotaseae, sub ordo sapotinae, ordo ebenales yang merupakan salah satu famili dari suku sapotales (Engler, 1964). Sedangkan ciri-ciri kayu Torem mempunyai struktur keras berwarna coklat kuning, coklat merah sampai coklat ungu.
Bagian global berwarna coklat muda atau merah muda pucat, struktur kayu polos atau bergaris warna gelap dan terang, mempunyai kontur halus sampai sangat halus, arah serat lurus agak bergelombang sampai sedikit terpadu dan permukaan kayu licin mengkilap. Torem termasuk jenis kayu keras, berat jenis rata-rata 1,03 (0,97-1,06) dengan kelas awet 1 dan kelas kuat 1.
Dikatakan, ada pendapat bahwa pohon Torem tidak bisa dibudidayakan oleh manusia kecuali oleh alam, hal itu dibantahkan oleh Prajurit Kepala, Hajima (anggota Kodim 1507/Saumlaki) yang berhasil menemukan cara membudidayakann pohon Torem.
Praka Hajima bersama anggota Kodim 1507/Saumlaki lainnya mengambil data dari berbagai sumber khususnya Dinas Kehutanan Kabupaten, akademisi dan masyarakat Kepulauan Yamdena pada tahun 2016Â guna membudidayakan tanaman yang kayunya tidak termakan rayap dan tahan lama hingga ratusan tahun melalui pembudidayaan dengan biji dan kultur jaringan.
Diawali melalui penelitian dan percobaan, Praka Hajima dan kawan-kawan mengumpulkan biji Torem yang sudah tua dari hutan. Biji yang sudah dipilih lalu direndam dengan Hormon (NA) selama 2 hari sampai penyemaian dengan plastik tertutup guna menghindari jamur dan bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan biji tersebut.
Proses selanjutnya, bibit semaian pohon Torem tersebut ditempatkan di ruangan ber-AC dengan temperatur 28 derajat Celcius, tidak boleh kurang atau lebih sebab akan mengakibatkan pembusukan dan kekeringan.
Bibit Torem selama 2 minggu ditempatkan diruang AC tersebut, sampai tumbuh tunas daun sebanyak 2-3 lembar. Sesudah itu dipindahkan ke media polibek yang berisikan tanah yang hanya berasal dari tanah di kepulauan Yamdena. Sampai sekarang ini, metode pembudidayaan pohonorem tersebut mencapai 90-100 persen.
Sebagai bukti, pada percobaan periode tahun 2016, Pohon Torem berhasil dibudidayakan dan ditanam sebanyak 2.000 pohon. Pohon Torem biasanya berbunga pada bulan Januari dan buahnya sudah masak pada bulan Oktober, sehingga pembibitannya dapat dilaksanakan pada sekitar bulan Oktober.
Pangdam XVI/Pattimura sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Kodim 1507/Saumlaki yang sudah berhasil membudidayakan pohon Torem dan akan memberikan penghargaan kepada Praka Hajima sebab tidak hanya berhasil mengimplementasi program Emas Hijau, tetapi mereka juga sudah berusaha melestarikan lingkungan. Dirilis Antara 21 Agustus 2017.