Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Jet Rusia Hancurkan Kamp Pelatihan dan Tewaskan 7 Komandan ISIS

Fighter Bomber Su-34 Rusia (Russia in RSA)
Jet Rusia Hancurkan Kamp Pelatihan dan Tewaskan 7 Komandan ISIS 1

Moskow – Jakartagreater.com. Pesawat tempur Rusia yang mendukung tentara Suriah dalam perang di pinggir timur Sungai Eufrat, menewaskan 304 gerilyawan ISIS dalam dua hari belakangan, ujar Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa, 3/10/2017.

Di antara gerilyawan yang tewas terdapat tujuh komandan lapangan ISIS dari berbagai tingkat, ujar Juru Bicara Igor Konshenkov di dalam satu pernyataan, sebagaimana dilaporkan Xinhua. Igor menambahkan lebih dari 170 gerilyawan cedera dalam serangan udara Suriah itu.

Jet tempur Rusia menghancurkan satu pusat pelatihan tentara bayaran asing, termasuk menewaskan 40 gerilyawan yang datang ke Suriah, dari Wilayah Kaukasus Utara. Satu kelompok penembak jitu yang mobile, juga telah dihancurkan lewat serangan udara, ujar Igor Konshenkov.

//platform.twitter.com/widgets.js

Serangan udara tersebut juga menghancurkan tiga pos komando, sembilan benteng, delepan tank, tiga unit senjata artileri, 17 kendaraan SUV yang dilengkapi senjata kaliber besar dan empat depot amunisi.

Tentara Pemerintah Suriah melancarkan serangan besar terhadap ISIS di daerah yang kaya akan minyak di pinggir timur Sungai Eufrat, kubu terakhir kelompok ISIS di Suriah.

//platform.twitter.com/widgets.js

Rusia bersama dengan Iran dan pasukan milisi setempat, telah membantu pemerintah Suriah dalam perangnya melawan kelompok teroris yang menimbulkan malapetaka di negara Suriah sejak 2011.

//platform.twitter.com/widgets.js

Perang yang sedang berlangsung di Suriah telah menyebabkan sekitar 220.000 orang tewas dan mengungsikan sekitar 12 juta orang (populasi sebelum perang lebih dari 20 juta orang, namun sebagian besar pengungsi tinggal di wilayah yang dikuasai pemerintah). Banyak dari mereka yang telah meninggalkan negara tersebut pergi ke negara-negara seperti Turki, Lebanon dan Yordania, sementara yang lain mencari suaka di Eropa, menjadikannya krisis kemanusiaan terbesar sejak Perang Dunia II, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa. (Antara/Xinhua-OANA).

Share:

Penulis: