Moskow – Jakartagreater.com. Korea Selatan telah mengembangkan teknologi yang memungkinkan Seoul membuat bom blackout yang bisa melumpuhkan sistem kelistrikan di Korea Utara, jika terjadi konflik militer potensial, ujar media Korea Selatan, Yonhap, Minggu, 8/10/2017, dikutip oleh Sputniknews.com.
Menurut kantor berita Yonhap, teknologi tersebut telah dikembangkan oleh Agency for Defense Development dalam kerangka Kill Chain preemptive strike system di negara tersebut.
Media menambahkan bahwa teknologi ini berfokus hanya pada penargetan sistem tenaga listrik dengan menyebarkan carbon graphite filaments ke fasilitas listrik yang bisa mengganggu aktivitas sistem tenaga listrik.
Baru-baru ini, pemerintah Korea Selatan mengumumkan bahwa pihaknya “memantau situasi saat ini dengan seksama, mengingat kemungkinan provokasi Korea Utara terkait ulang tahun partai di Korea Utara,” setelah adanya laporan bahwa Korea Utara bersiap untuk meluncurkan rudal balistik lainnya.
Pyongyang sering menjadwalkan tes semacam itu di seputar peringatan penting. Minggu ini menandai pencapaian Kim Jong-il menjadi sekretaris jenderal dan pendirian partai yang berkuasa jatuh pada hari Selasa, kata Yonhap sebelumnya.
Hubungan antara kedua Korea telah tegang selama beberapa dekade. Keduanya juga tidak pernah menandatangani perjanjian damai setelah Perang Korea yang berlangsung dari tahun 1950-1953.
Ketegangan di semenanjung Korea meningkat dalam beberapa tahun terakhir dengan latar belakang peluncuran rudal Pyongyang dan uji coba nuklirnya.