Aden. Jakartagreater.com. Pemimpin Dewan Peralihan Yaman Selatan mengumumkan berdirinya satu dewan parlemen baru, untuk memerintah bagian Selatan negeri tersebut, 14-10-2017.
Mayor Jenderal Aidarous Zubaidi, mantan gubernur Aden dan sekutu kuat Uni Emirat Arab (UAE) berpidato di Aden, untuk merayakan peringatan ke-54 revolusi melawan pendudukan Inggris atas Yaman Selatan pada 14 Oktober 1963. Mayor Jenderal Aidarous Zubaidi berikrar dalam pidatonya untuk menghadapi Pemerintah Yaman, yang didukung Arab Saudi.
Mayor Jenderal Aidarous Zubaidi juga mengumumkan pembentukan “Majelis Umum Nasional”, yang terdiri atas 303 anggota, yang ia katakan akan mewakili semua provinsi Yaman Selatan. Parlemen baru juga akan mempersiapkan referendum kemerdekaan mendatang di wilayah itu, ungkap Mayor Jenderal Aidarous Zubaidi.
Mayjen Aidarous Zubaidi menggambarkan Pemerintah Yaman yang disokong Arab Saudi, sebagai “korup”, ujar laporan Xinhua, yang dipantau Antara, 15-10-2017 di Jakarta. Pemimpin yang didukung UAE tersebut mengesampingkan kemungkinan kemitraan dengan Pemerintah yang berpusat di Aden.
Mayjen Aidarous Zubaidi juga menuduh Qatar menyokong ekstremisme dan terorisme melalui pendanaan kepada kelompok Ikhwanul Muslimin di Aden dan tempat lain di Yaman Selatan. Sementara itu, para pemimpin militer di Yaman Selatan kembali menyampaikan komitmen mereka untuk terus menyokong koalisi Arab pimpinan Arab Saudi dalam perang melawan anggota milisi Al-Houhti dan kelompok fanatik.
Para pemimpin lokal yang bersekutu dengan Pemerintah Yaman mengecam pengumuman Mayor Jenderal Aidarous Zubaidi, dan menyebut tindakan tersebut sebagai “kudeta baru” terhadap koalisi pimpinan Arab Saudi. Menurut pengamat lokal, pengumuman itu akan menciptakan kerusuhan dan kekacauan lain di negara Arab tersebut, sehingga akan menghambat usaha untuk mencari penyelesaian permanen bagi krisis politik sekarang ini.
Pemerintah Yaman saat itu menolak pembentukan “dewan politik peralihan” baru yang mengupayakan kemerdekaan Yaman Selatan. Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang pemerintahnya diakui masyarakat internasional, kini berpusat di Riyadh, Arab Saudi, sejak Maret 2015, ketika pasukan tempur Al-Houthi memaksa dia pergi setelah merebut Ibu Kota Yaman, Sana’a.
Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi memecat Mayor Jenderal Aidarous Zubaidi pada 27 April 2017 bersama dengan Brurik, yang memicu ribuan warga Yaman Selatan berdemonstrasi di Aden untuk mendesak pembentukan badan kepemimpinan baru guna mewakili Yaman Selatan dalam pembicaraan perdamaian mendatang yang difasilitasi oleh PBB.
Yaman telah menderita akibat perang saudara selama sekitar 2 tahun. Perang Saudara itu meletus setelah pasukan tempur Al-Houthi dengan sokongan pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh mendepak pemerintah peralihan, yang disokong PBB, dan menduduki Sana’a secara militer pada September 2014.
Pemerintah yang sah menguasai beberapa bagian Yaman Selatan dan Timur, sementara aliansi Al-Houthi-Saleh menduduki sisa wilayah Utara termasuk Sana’a. (Antara/Xinhua-OANA).