Sidney, Jakartagreater.com – Korea Utara mengirimkan surat ke parlemen Australia, memperingatkan akan kekuatan nuklirnya dan ketidaktakutannya pada ancaman Presiden AS Donald Trump untuk menghancurkan senjatanya tersebut. Keterangan tersebut diperoleh dari salinan surat yang diterbitkan di surat kabar Australia pada Jumat 19-10-2017.
“Jika Trump berpikir bahwa dia akan membuat Korea Utara bertekuk lutut melalui ancaman perang nuklir, itu menjadi kesalahan besar perhitungan dan ungkapan ketidaktahuan,” kata isi surat tersebut, yang diterbitkan “Sydney Morning Herald” dan dipastikan Kementerian Luar Negeri Australia.
“Trump mengancam menghancurleburkan Korea Utara. Itu tindakan ekstrem, yang mengancam betul-betul menghancurkan seluruh dunia,” kata surat tersebut. Juru bicara Menteri Luar Negeri Australia mengatakan kepada Reuters bahwa laporan “Herald” itu cermat dan salinan surat tertanggal 28 September 2017 tersebut asli.
Dengan judul “Surat Terbuka untuk Parlemen di Negara Lain,” catatan tersebut mengatakan bahwa surat itu dikirim dari Kedutaan Besar Korea Utara di Jakarta, Indonesia, ke Kedutaan Besar Australia di kota yang sama, dan juga di negara lain, tanpa menyebutkan negara-negara yang dimaksud.
Ketegangan meningkat di semenanjung Korea menyusul serangkaian uji senjata oleh Korea Utara dan serangkaian perselisihan yang semakin meruncing antara Donald Trump dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Donald Trump dalam pidato bulan lalu di PBB mengancam untuk menghancurkan secara total Korea Utara jika perlu sebagai upaya membela diri dan mempertahankan sekutu-sekutunya, serta memanggil pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sebagai “Manusia Roket” yang dalam sebuah misi bunuh diri.
.@JulieBishopMP: This letter is evidence the pressure of sanctions being put on North Korea is working. MORE https://t.co/gnuMPC8tAY pic.twitter.com/nzmD98v0u2
— Sky News Australia (@SkyNewsAust) October 19, 2017
//platform.twitter.com/widgets.js
Surat tersebut meminta “negara-negara yang mencintai kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan” untuk melaksanakan tugas mereka dan menjaga kewaspadaan yang tajam terhadap gerakan pemerintahan Trump yang keji dan brutal yang berusaha membuat dunia memasuki bencana nuklir yang mengerikan.
Pada sebuah konferensi pers di Sidney, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan bahwa catatan tersebut adalah sebuah komunikasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Itu bukan cara biasa mereka lakukan dengan menyiarkan pesan dunia. Strategi kolektif untuk memaksakan tekanan diplomatik dan ekonomi maksimum melalui sanksi terhadap Korea Utara sedang berjalan. Itu adalah tanggapan terhadap tekanan,” katanya. (Antara/Reuters).