Jakartagreater.com. Setelah melalui uji tempur, rudal jelajah Kh-35U (X-35U) yang baru (dikenal sebagai “Pembunuh “Kapal Induk / Carrier Killer”) secara resmi menjadi bagian dari persenjataan pesawat tempur Su-35 dan mengubah perburuannya menjadi rudal serbaguna (complex) yang mampu menyelesaikan berbagai misi dalam lingkup yang luas, kata Dmitri Litovkin dan Alexei Ramm, kolumnis Harian Izvestia, dirilis mundo.sputniknews.com, 23/10/2017
Keputusan untuk memasukkan rudal Kh-35U dalam persenjataan dasar pesawat tempur Su-35 diambil pada awal September, setelah mengujinya dalam pertempuran di Suriah pada musim panas, ujar penulis.
Untuk menyesuaikan sepenuhnya rudal Kh-35U dengan jet tempur Su-35, perubahan dilakukan terhadap perangkat lunak serta elemen struktur rudal dan pesawat tempur.
Kh-35U, yang dibuat di Missile Tactical Armament Corporation, adalah rudal pertama terpadu (whole) yang dapat diluncurkan dari kapal permukaan, kapal selam, sistem rudal pesisir dan pesawat terbang.
Rudal Kh-35U memiliki bobot 550 kg. Kecepatan penerbangannya 300 m/s dengan jarak tempuh 260 km. Saat ini, Kh-35U dipasang di berbagai jenis kapal permukaan kelas korvet, SU-24, SU-30, Mig-29K/KUBR, Su-35S, Su-57 dan antikapal selam Tu-142, serta helikopter Ka- 27, Ka-28 dan Ka-52K. Rudal ini juga digunakan dalam BAL-E Coastal Missile System.
Penciptaan senjata terpadu membantu mengoptimalkan biaya, ujar Nikolai Vasíliev, kepala rancangan sistem rudal, kepada harian tersebut.
Su-35S merupakan pesawat tempur paling maju dari Angkatan Udara Rusia, kata profesor dari Academy of Military Sciences, Vadim Koziulin, yang dikutip oleh media. Menurutnya, pesawat Su-35 memiliki kecepatan dan kemampuan manuver yang tinggi dan mampu membawa sejumlah besar senjata: sampai 8 ton muatan tempur.
Dengan rudal jelajah terpadu, Su-35S akan dapat menyerang secara efektif hampir seluruh target: dari kapal perang hingga benteng pertahanan serta kendaraan lapis baja musuh, ujar Koziulin.
Keuntungan utama rudal Kh-35U “carrier killer”, menurut analis, adalah hulu ledak pasif self-guided. Berbeda dengan yang aktif, rudal ini tidak memindai ruang, namun mendeteksi radiasi benda yang diserang. Hal ini memungkinkannya menghindari sistem pertahanan udara dan menyerang target secara akurat.
Saat ini, Angkatan Udara Rusia memiliki lebih dari 60 pesawat Su-35. Pesawat ini tidak hanya bisa bertarung melawan target udara, termasuk jet tempur F-35 dan F-22 Raptor generasi kelima, namun juga bisa menyerang target darat di semua kondisi cuaca siang dan malam.