Panmunjom, Jakartagreater.com – Korea Utara dinilai melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Korea Selatan pada bulan November 2017 ini ketika terjadi penembakan kepada tentara Korea Utara, yang membelot di perbatasan.
Tentara pembelot tersebut mengalami luka akibat tembakan itu dan tindakan tersebut tidak boleh dilakukan lagi, ujar menteri pertahanan Korea Selatan, pada Senin 27 November 2017. Tentara Korea Utara pembelot tersebut bernama keluarga Oh, mengalami luka parah namun pulih di rumah sakit di Korea Selatan.
Peristiwa tersebut terjadi pada saat ketegangan Korea Utara dengan masyarakat antarbangsa mengenai program senjata nuklirnya meningkat, namun pihak Utara belum secara terbuka menanggapi pembelotan itu.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young-moo mengeluarkan peringatannya ke Korea Utara sewaktu melakukan kunjungan ke perbatasan di Area Keamanan Bersama (JSA), Panmunjom atau yang dikenal sebagai Desa Gencatan Senjata.
Seorang penjaga perbatasan Korea Utara secara berani melintasi perbatasan dengan Korea Selatan untuk mengejar pembelot pada 13 November 2017, yang merupakan sebuah pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata antara Utara dan Selatan pada akhir dari Perang Korea 1950-1953.
Bukti pelintasan tersebut ditemukan dalam sebuah rekaman gambar yang dikeluarkan oleh Komando PBB (UNC) di Seoul, Korea Selatan. “Menembak ke wilayah Selatan pada orang yang membelot, itu melanggar kesepakatan gencatan senjata,” ujar Song Young-moo.
“Melintasi garis demarkasi militer adalah sebuah pelanggaran. Membawa senapan otomatis (di JSA), juga termasuk pelanggaran lain,” katanya saat ia berdiri di dekat tempat tentara Korea Selatan menemukan Oh dalam kondisi terluka. “Korea Utara harus diberitahu bahwa hal semacam ini seharusnya tidak boleh terjadi lagi,” katanya menegaskan.
Tentara Korea Utara yang membelot ke Korea SelatanSejak pembelotan tersebut, Korea Utara dilaporkan telah menggantikan penjaga yang ditempatkan di sana. Tentara mereka membentengi bagian dari area yang bertujuan untuk menghalangi pembelotan lagi dengan menggali parit dan menanam pohon.
Saat Song Young-moo berbicara 10 meter dari pohon yang ditanam tentara Korea Utara, 4 orang tentara Korea Utara terlihat mendengarkan dengan saksama. Pejabat militer Korea Selatan menunjukkan 2 lubang peluru di dinding logam di sebuah bangunan milik Korea Selatan, yang berasal dari tembakan tentara Korea Utara saat menembaki Oh.
Oh menjalani beberapa operasi di rumah sakit untuk mengangkat peluru. Dokter bedah utama, Lee Cook-jong, mengatakan kepada Reuters bahwa pasiennya mengalami mimpi buruk takut akan dikembalikan ke Utara. Sementara itu, masing-masing 3 tentara dari Korea Selatan dan AS, mendapat penghargaan pada pekan lalu sebagai pengakuan atas usaha mereka menyelamatkan Oh.
Setelah memeriksa situs tersebut pada hari Senin 27 November 2017 , Song Young-moo bertemu tentara yang ditempatkan di sana untuk makan siang dan memuji mereka karena bertindak dengan segera dan tepat. Korea Selatan telah menyiarkan berita tentang pembelotan tentara tersebut terhadap Korea Utara melalui pengeras suara, menurut kantor berita Yonhap Selatan. (Antara/Reuters).