Gaza, Jakartagreater.com – Tentara Israel menembak sedikitnya 2 warga Palestina hingga tewas pada Jumat 22 Desember 2017, kata seorang pejabat di Gaza, sementara protes-protes meningkat terhadap pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Washington.
Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengesahkan sebuah resolusi pada Kamis 21 Desember 2017, menolak deklarasi Yerusalem pada 6 Desember 2017 yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Walaupun resolusi tersebut telah disahkan, kemarahan Palestina atas perubahan dalam kebijakan AS yang telah berlangsung selama beberapa dekade itu tak menyurut.
Ribuan pengunjuk rasa Palestina, banyak di antara mereka melempar batu-batu, bentrok dengan pasukan keamanan Israel di sepanjang pagar perbatasan Gaza, di semua 7 kota di Tepi Barat yang diduduki dan di Yerusalem Timur. Di Bethlehem, tempat kelahiran Yesus, para pengunjuk rasa membakar ban-ban dan menimbulkan asap berbau menyengat di jalan, hanya 2 hari sebelum perayaan Natal.
Tembakan senjata Israel membunuh 2 orang warga Palestina dalam konfrontasi di Jalur Gaza, kata seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina. Dengan demikian jumlah korban cedera mencapai 40 orang, setengahnya ditembak dengan peluru tajam dan sisanya dengan peluru karet. Yang lain diserang oleh tentara dengan menggunakan gas air mata.
Dalam sebuah pernyataan, militer Israel menyatakan sebanyak 2.000 warga Palestina berhadap-hadapan dengan tentara di pagar perbatasan Gaza. Dikatakan, kerumunan pemerotes melempar batu-batu dan menggelindingkan ban-ban yang terbakar ke arah tentara, yang menanggapinya dengan langkah-langkah untuk membubarkan dan “menembakkan peluru tajam secara selektif ke arah perusuh utama”.
Para pemerotes meneriakkan “Trump pengecut. Trump bodoh”. Di antara yang cedera adalah seorang pria yang mengenakan pakaian Santa Claus. Para pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya satu orang Palestina menderita luka akibat terkena peluru karet di Tepi Barat dan sebanyak 30 pemerotes terkena peluru-peluru karet.
Pihak militer, yang menyebut jumlah pengunjuk rasa sekitar 1.700 orang dan yang luka 6 orang, mengatakan tentara menghadapi bom-bom api, batu-batu dan banban yang dibakar. Protes-protes diadakan tiap hari sejak pengumuman Trump. Pada Kamis 21 Desember 2017, Sidang Umum PBB mengesahkan sebuah resolusi yang menyerukan AS agar membatalkan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pesan Natal menyebut langkah Trump “penghinaan terhadap jutaan orang di seluruh dunia, dan juga kota Bethlehem”. (Antara/Reuters)