JakartaGreater.com – Program pengembangan rudal India telah mengalami kemunduran dengan dua kegagalan beruntun dalam seminggu ini, termasuk sebuah perkembangan yang mengkhawatirkan di mana sebuah rudal balistik berkemampuan nuklir yang diluncurkan melalui kapal selam terjebak dalam tabung pengujinya dalam sebuah uji coba yang tidak berhasil.
Dilansir dari laman Defence Update, narasumber mengatakan bahwa pengujian baru-baru ini terhadap Quick Reaction Surface to Air Missile (QRSAM) gagal selama pengujian yang berlangsung pada tanggal 22 Desember di Chandipur, Odisha. Rudal ini mengalami turbulensi dalam waktu 1,5 detik pada saat rudal lepas landas, karena sebuah aktuator tidak merespon perintah dari perangkat lunaknya.
QRSAM saat ini sedang dikembangkan oleh Defense Research and Development Organization (DRDO) untuk memenuhi persyaratan mendesak bagi Angkatan Udara India untuk perlindungan aset vital. Ini dimaksudkan untuk melengkapi rudal permukaan-ke-udara jarak jauh Akash. Hal ini seharusnya mampu menghadang target udara yang bergerak cepat seperti rudal dan jet tempur dalam waktu singkat. Ini adalah uji coba ketiga dari rudal tersebut.
Yang lebih mengkhawatirkan adalah tentang kegagalan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) K-4, yang sedang dikembangkan untuk triad nuklir guna memberi India kemampuan untuk menghancurkan target jarak jauh dari bawah air.
Sebuah pengujian yang dilakukan pada 17 Desember dan berakhir dengan kegagalan setelah rudal tersebut tidak dapat diluncurkan dari ponton bawah air. Rudal tersebut, yang diyakini memiliki jangkauan lebih dari 3.500 km, harus mampu melengkapi persenjataan kapal selam INS Arihant dan Arighat sebagai opsi serangan kedua.
Sumber mengatakan bahwa rudal K-4 tidak dapat diaktifkan selama pengujian, dengan baterai yang mulai terkuras setelah perintah peluncuran diberikan. Dipercaya bahwa ilmuwan DRDO bahkan tidak dapat mengeluarkan rudal dari ponton uji setelah kegagalan, hal tersebut semakin meningkatkan masalah keamanan untuk program pengembangan rudal ini.
Sebuah kapal selam pembawa rudal milik India, INS Arihant, saat ini dilengkapi dengan rudal SLBM B-05 berjarak tempuh 750 km. Namun, jangkauan rudal yang terbatas dan perjuangan untuk menjaga fungsional Arihant menimbulkan kekhawatiran akan efektivitas triad nuklirnya.
Rudal balistik K-4 dengan jangkauan 3.500 km itu semestinya menjadi game changer sejati, memberi India pilihan serangan kedua atas semua posisi sasaran potensial. Meskipun telah diuji sebanyak tiga kali sebelumnya, uji coba yang gagal minggu lalu menimbulkan kekhawatiran mendalam karena rudal tersebut akan diluncurkan dari INS Arihant dalam waktu dekat.
Penilaian hati-hati sekarang ini sedang dilakukan untuk menentukan penyebab kegagalan tersebut, dan menilai apakah hal itu akan mengarah pada pertimbangan keselamatan untuk peluncuran dari kapal selam.
DRDO juga telah mulai mengerjakan SLBM K-5, dengan jangkauan 5.000 km yang akan dipasang di kapal selam bertenaga nuklir, serta proyek futuristik SLBM K-6 guna mengembangkan rudal yang diluncurkan di bawah laut dengan jarak tempuh hingga 6.000 km.