JakartaGreater.com – Setelah memutuskan untuk menggunakan opsi pada 12 unit Dassault Rafale (menambah 24 unit lagi), Qatar juga telah menyelesaikan kesepakatan senilai $ 8 miliar dolar dengan Inggris untuk pembelian 24 unit jet tempur EuroFighter Typhoon, seperti dilansir QUWA.org.
Dalam rilis persnya, BAE Systems menyatakan bahwa mereka mengharapkan Qatar akan menyerahkan pembayaran pertama untuk pesawat tempurnya pada pertengahan 2018, dengan pengiriman diperkirakan akan dimulai pada akhir 2022.
“Kami senang bisa memulai babak baru dalam pengembangan hubungan jangka panjang dengan negara dan Angkatan Bersenjata Qatar, dan kami berharap dapat bekerjasama dengan pelanggan kami karena mereka terus mengembangkan kemampuan militer mereka”, kata Chief Executive BAE Systems Charles Woodburn.
BAE Systems menyatakan bahwa pesanan Qatar mendorong tatanan global dari Typhoon menjadi 623 (diseluruh dunia).
BBC melaporkan bahwa pesanan Qatar memastikan kelanjutan produksi Typhoon di BAE sampai tahun 2020-an, hal itu tidak akan mencegah hilangnya 2.000 pekerjaan yang diumumkan perusahaan pada bulan Oktober.
Di samping dukungan pelatihan dan perawatan, kesepakatan tersebut juga mencakup penjualan sejumlah rudal MBDA Meteor dan MBDA Brimstone serta bom dipandu laser (LGB) Raytheon Paveway IV.
Qatar juga berniat untuk membeli enam jet tempur pelatih Hawk dari BAE Systems. Namun kontrak ini belum ditandatangani.
Meskipun menghadapi persaingan dari Dassault, Boeing, Lockheed Martin, Saab dan United Aircraft Corporation, Konsorsium Eurofighter telah banyak menangkap pasar Gulf Cooperation Council (GCC) yakni Bahrain dan Uni Emirat Arab dengan jet tempur EuroFighter Typhoon.
Pada tahun 2016, BAE telah menyatakan ketertarikannya untuk mendapatkan pesanan 48 Typhoon tambahan dari 48 Arab Saudi, yang telah mengoperasikan 72 unit jet tempur Typhoon (Tranche 2 dan 3). Namun masih belum jelas kapan (atau jika) pembelian ini diharapkan.