JakartaGreater.com – Dalam kunjungan rutin ke Washington bulan lalu, seorang tokoh oposisi senior Turki bertemu dengan pejabat Gedung Putih untuk membicarakan hubungan bilateral Turki-Amerika. Topik seperti Suriah dan krisis visa yang sekarang sedang dibahas untuk diselesaikan, namun masalah lain ternyata lebih sensitif daripada perkiraannya yaitu pembelian sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia.
Öztürk Y?lmaz, wakil ketua Partai Rakyat Republik (CHP), mengatakan kepada wartawan setelah pertemuannya bahwa pejabat Amerika, termasuk Fiona Hill, asisten khusus Presiden Trump dan direktur senior untuk Eurasia di Dewan Keamanan Nasional, merasa sangat terganggu oleh kesepakatan Turki-Rusia tersebut.
Sumber di Washington, D.C. mengatakan kepada Öztürk Y?lmaz bahwa pemerintah Trump telah menyiapkan sanksi terhadap Turki atas pembelian tersebut. Untuk memperkuat pesan mereka, seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan kepada delegasi CHP bahwa mereka tidak akan berhenti dengan Turki.
“Pejabat Amerika mengatakan bahwa mereka juga harus memberi sanksi kepada Arab Saudi jika mereka melanjutkan kesepakatan awal dengan Moskow mengenai pembelian S-400. Amerika sangat serius”, kata sumber tersebut.
Amerika telah berulang kali menggarisbawahi bahwa terdapat undang-undang sanksi terhadap Rusia yang memaksa mereka untuk menerapkan tekanan kepada Turki. Melawan AS berarti melanggar sanksi tersebut, yang diratifikasi oleh Kongres A.S. pada bulan Juli, yang mengamanatkan presiden AS untuk memberi sanksi kepada orang-orang dan perusahaan yang bertransaksi dengan sektor pertahanan Rusia.
Menurut Departemen Luar Negeri A.S., produsen sistem pertahanan udara S-400, Almaz-Antey Air and Space Defense Corporation, adalah salah satu perusahaan negara Rusia yang tidak boleh dihadapi siapapun.
Turki dan Rusia akhirnya mengakui pekan lalu bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan untuk dua baterai rudal S-400 senilai $ 2,5 miliar. Jadi untuk berbicara, sanksi mungkin ada dalam agenda Trump dalam waktu yang sangat singkat.
Analisis artikel diatas berasal dari laman Daily Sabah.