Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Tak Terbang 8 Bulan, Ada Apa dengan Naval Tejas?

5ceef hal tejas performing at aero india
Jet Tempur Tejas India. (Ministry of Defence, Government of India

JakartaGreater.com – Bahkan saat versi asli Light Combat Aircraft (LCA) Tejas Angkatan Udara India (IAF) menunjukkan kekuatannya, ternyata Tejas versi Angkatan Laut India malah dikandangkan, seperti dilansir dari laman Business Standard.

Tak satu pun dari 2 (dua) purwarupa LCA Naval telah lepas landas dalam delapan bulan. Sejak terakhir kali digunakan pada 20 Mei silam, bahkan salah satu purwarupanya malah setengah dibongkar oleh Hindustan Aeronautics Ltd. (HAL), sementara yang lain berada di salah satu sisi hanggar dan terlupakan.

Sementara itu, 14 purwarupa Tejas lainnya, telah melakukan 406 uji coba sortie tahun lalu, berarti lebih banyak daripada sortie di tahun sebelumnya.

Kepala Staf Angkatan Laut India, Laksamana Sunil Lanba, secara terbuka menolak Tejas Naval Mk1 karena dinilai terlalu berat untuk diterbangkan dari atas kapal induk. Sebagai gantinya, ia telah mendukung Tejas Naval Mk2, yang bakalan memiliki mesin yang lebih bertenaga. Tetapi, dengan Mk1 secara efektif di kandangkan, perkembangan Mk2 juga cacad, jika memang tidak benar-benar dihentikan.

“Hal itu akan menjadi kemunduran serius bagi Angkatan Laut India, yang sangat butuh Tejas untuk kapal induk berikutnya, INS Vikrant, yang akan bergabung dengan armada pada tahun 2020”, kata Lanba.

Lanba juga menambahkan bahwa kapal induk INS Vikrant dirancang untuk beroperasi dengan jet tempur MiG-29K dan LCA Tejas.

Saat ditanya mengapa HAL terkesan sangat lamban dalam pengembangan Naval Tejas, seorang pejabat senior HAL mengatakan bahwa Angkatan Laut telah menolak program ini.

“Kami memiliki sumber daya dan tenaga yang terbatas untuk uji coba Tejas. Angkatan Udara telah berkomitmen untuk membeli 123 jet tempur Tejas. Di sisi lain, Angkatan Laut secara terbuka menolak Tejas. Untuk apa menyia-nyiakan sumber daya pada Naval Tejas?”, menurut eksekutif puncak HAL.

Namun pejabat Kementrian Pertananan India, menyebut bahwa proses pengembangan teknologi tidak boleh dikait-kaitkan dengan pesanan produksi, seperti yang dilakukan oleh HAL saat ini.

Share:

Penulis: