JakartaGreater.com – Pada hari Selasa, 23 Januari 2018, media pemerintah Rusia telah merilis cuplikan kedatangan sistem rudal pertahanan udara (SAM) jarak jauh S-400 via lift laut ke kota pelabuhan Suriah, seperti dilansir dari laman Defence Blog.
Dari pangkalan udara di dekat Latakia, sistem rudal pertahanan udara jarak jauh S-400 dapat menyerang sasaran yang sebagian besar berada di wilayah yang dikuasai Israel, Mediterania Timur (termasuk Siprus yang menjadi pangkalan udara Inggris) dan utara yang mencakup sebagian besar wilayah Turki di luar perbatasan Suriah.
Rusia telah sepakat untuk menyerahkan S-400 ke Turki. Penjualan sistem pertahanan udara jarak jauh buatan Rusia ke anggota NATO, Turki dan sekutu utama AS di Timur Tengah, Arab Saudi mendapatkan kritik dari Washington, namun tidak mempengaruhi hasil kesepakatan tersebut.
Sampai saat ini Yunani adalah satu-satunya negara anggota NATO yang telah berhasil mengembangkan kerjasama militer dan teknis dengan Rusia. Militer Yunani, memiliki sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia.
S-400 Triumf yang disebut NATO sebagai SA-21 Growler merupakan sistem rudal anti pesawat jarak jauh terbaru yang mulai beroperasi pada tahun 2007. Sistem S-400 itu, dirancang untuk menghancurkan pesawat, rudal jelajah serta rudal balistik, termasuk rudal jarak menengah dan target permukaan. Sistem S-400 dapat menyerang sasaran pada jarak 400 kilometer dan pada ketinggian hingga 30 kilometer.