JakartaGreater.com – Angkatan Darat AS akan menunjukkan konsep cross domain fires atau cross domain integration dengan meluncurkan Naval Strike Missile (NSM) untuk melawan target kapal di laut selama latihan gabungan yang akan berlangsung di pulau Hawaii. Sebuah kontrak telah diberikan kepada Raytheon untuk ini, seperti dilansir dari laman Navy Recognition.
Penyebutan pertama dari uji coba langsung ini berasal dari Kepala Komando Pasifik AS, Admiral Harris, saat berbicara dalam Simposium LANPAC dan Ekspektasi Angkatan Laut AS pada bulan Mei tahun lalu.
“Selama RIMPAC 2018, USARPAC akan menembakkan Naval Strike Missile (NSM) dari pantai untuk menenggelamkan sebuah kapal”, tutur Admiral Harris tahun lalu.
Sementara itu, Tom Copeman, Wakil Presiden Pengembangan Business di Air Warfare Systems, Raytheon Missile Systems, mengatakan bahwa tidak peduli dari mana Anda meluncurkan rudal tersebut, ia mampu menghantam target yang bergerak dilaut atau mencapai target stationary didarat karena itu dirancang menjadi senjata lintas domain.
Sistem Pertahanan Pesisir NSM tersebut dirancang untuk misi serangan presisi tinggi terhadap target yang memiliki ancaman tinggi atau sasaran gugus depan di laut atau darat hingga jarak 200 km ke atas.
Sistem pertahanan NSM sudah diterjunkan oleh skuadron pertahanan pesisir Angkatan Laut Polandia yang berbasis di Gdansk. Angkatan Laut Polandia menjelaskan kepada Navy Recognition mengenai sebuah baterai rudal pesisir di MSPO 2014.
Naval Strike Missile (NSM) adalah rudal anti kapal generasi kelima yang dikembangkan oleh KONGSBERG untuk Angkatan Laut Norwegia. NSM ini telah mencapai kemampuan operasional awal pada fregat kelas Fridtjof Nansen Norwegia yang baru dan juga korvet kelas Skjold Norwegia pada tahun 2012.
Baterai pertahanan pesisir tersebut juga telah diterjunkan oleh Angkatan Laut Polandia dan telah dipilih oleh Angkatan Laut Malaysia dan Jerman. NSM juga sudah di uji oleh Angkatan Laut AS pada LCS (Littoral Combat Ship) USS Coronado di tahun 2014.