Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Rusia Ingin Jadi Negara Pertama Memiliki Rudal Hipersonik

8f14a rusia zircon
Rudal hipersonik “Zircon” buatan Rusia. © Youtube/Pravda

JakartaGreater.com – Angkatan Laut Rusia akan menjadi yang pertama di dunia untuk menerima persenjataan generasi terbaru, sementara itu sistem pertahanan udara juga tengah dimodernisasi dengan teknologi serupa, seperti dilansir dari Russia Beyond.

Rusia telah selangkah lebih maju dalam hal persenjataan khusus yakni rudal hipersonik. Purwarupa dari proyektil yang mematikan tersebut bisa meluncur menuju sasarannya dengan kecepatan 2,5 km/detik atau 8 kali lebih cepat dari kecepatan suara.

“Pada dasarnya, rudal-rudal ini, yang dilengkapi dengan hulu ledak yang paling kuat, akan memberikan Rusia instrumen pencegahan yang baru, seperti senjata nuklir saat ini”, kata Dmitry Safonov, mantan analis militer di surat kabar Izvestia.

Tsirkon atau Zircon

Senjata hipersonik pertama yang diciptakan oleh Rusia adalah rudal anti-kapal Tsirkon. Kementerian Pertahanan Rusia telah berhasil mengujinya secara rahasia tahun lalu, dan dokumentasinya masih belum dirilis hingga kini.

“Satu-satunya yang kita ketahui adalah bahwa versi pertama dari Tsirkon akan mampu mengenai sasaran yang berjarak hingga 500 km. Para pengembang di hadapkan pada tantangan ambisius untuk meningkatkan kemampuan senjata itu sehingga bisa melaju dengan kecepatan 3,5 km/detik”, kata Safonov.

Namun, masih belum diketahui kapal perang mana yang akan menerima rudal generasi terbaru itu sekalipun para ahli meyakini bahwa kapal penjelajah pengangkut rudal berat nuklir akan dimodernisasi untuk memenuhi standar senjata baru tersebut.

“Kapal pertama dalam daftar ini mungkin Pyotr Veliky, kapal induk Angkatan Laut Rusia”, tambah Safonov.

Belum ada negara di dunia yang dipersenjatai dengan rudal hipersonik. Oleh karena itu, ‘Tsirkon’ kemungkinan akan menjadi senjata pertama yang mampu menghindari sistem pertahanan udara mana pun di dunia.

Sebagai perbandingannya, waktu reaksi sistem pertahanan udara Aegis milik AS adalah 8 (delapan) detik. Dalam waktu 8 (delapan) detik itu pula, rudal hipersonik Rusia sudah melesat jauh dan kemungkinan telah menghancurkan sasarannya.

Sistem Pertahanan Udara

Moskow juga tengah berupaya untuk menggabungkan rudal tersebut ke dalam sistem pertahanan udaranya. Untuk mencegah kemungkinan negara lainnya mengembangkan teknologi serupa, Perusahaan Almaz Antei mulai mengintegrasikan teknologi hipersonik dengan sistem pertahanan udara S-500 ‘Prometei’ yang baru.

Selain itu, sebagaimana yang telah diungkap Pavel Sozinov selaku konstruktor umum perusahaan, Almaz Antei berusaha menciptakan rudal yang bisa mencapai ketinggian 100 km.

“Kami telah membuat sejumlah perhitungan terkait pengembangan sumber daya guna serangan ruang angkasa selama 25 tahun ke depan. Sistem baru kami harus mampu melawan senjata yang saat ini belum ada, tapi bisa muncul dimasa depan. Ini berkaitan dengan kemampuan mencegat senjata di lapisan atmosfer yang tak padat, termasuk lapisan atmosfer yang lebih tinggi, ratusan kilometer dari Bumi”, kata Sozinov.

Saat ini, sistem S-500 masih dalam tahap pengujian. Jika senjata pertahanan udara itu mendapatkan lampu hijau, ia bahkan dapat menghancurkan target yang mengorbit di planet kita. S-500 juga akan mampu mengenali dan menghancurkan hingga sepuluh target sekaligus dengan kecepatan hipersonik.

Saat ini, produsen senjata Rusia tengah bersiap untuk merilis sistem S-500 “Prometei” pertama pada tahun 2020 mendatang.

Share:

Penulis: