JakartaGreater.com – China menerbangkan sebuah pesawat militer ke zona identifikasi pertahanan udara Korea Selatan (KADIZ) selama lebih dari empat jam pada hari Selasa tanpa memberikan pemberitahuan terlebih dahulu, seperti dilansir dari Yonhap.
Pesawat tersebut mendekati wilayah Korea Selatan, mendorong Angkatan Udara untuk mengacak jet tempur untuk memantau aktivitasnya, menurut keterangan Kepala Staf Gabungan (JCS). Lebih dari 10 pesawat, termasuk F-15K dan KF-16, dikerahkan.
Jet tempur China memasuki KADIZ sekitar pukul 09:34 dan mendekat di sekitar 30 mil laut, atau 55,5 km barat laut Pulau Ulleung di Laut Timur sebelum terbang keluar dari zona tersebut sekitar pukul 14.01 setelah diperingatkan oleh militer Korea Selatan.
Ini menggambarkan rute penerbangan itu sebagai “tidak biasa”, mengingat pengiriman pesawat tempur China sebelumnya ke bagian selatan KADIZ di semenanjung tersebut.
“Militer kami memperingatkan pesawat itu untuk menghentikan tindakan meningkatkan ketegangan yang dapat memicu konflik melalui hotline Korea Selatan-China (militer) dan komunikasi radio dengan pilot” ,katanya.
Belum pernah terjadi sebelumnya bahwa pesawat militer China terbang begitu dekat dengan wilayah udara timur Korea Selatan tanpa izin dari Seoul, yang menurut Beijing merupakan bagian dari “latihan rutin”, katanya.
Atas niatan China tersebut, dia mengatakan bahwa hal tersebut tampaknya ditujukan untuk menguji tanggapan militer Korea Selatan.
Pemerintah mengatakan bahwa mereka telah memanggil tiga petugas China yang saat ini ditempatkan di Korea Selatan untuk memprotes tindakan tersebut, serta meminta untuk mencegah terulangnya insiden serupa.
Sebuah pesawat militer China memasuki KADIZ di akhir bulan lalu menyusul dua kasus serupa pada tahun 2017.
ADIZ adalah wilayah udara atas daratan atau perairan yang dinyatakan oleh sebuah negara untuk identifikasi awal dan lokasi pesawat asing yang mendekati wilayahnya.
ADIZ tidak didefinisikan dalam hukum atau perjanjian internasional manapun.
KADIZ yang berada dekat Pulau Ieo, di semenanjung selatan, tumpang tindih dengan zona pertahanan udara yang telah ditetapkanoleh China dan Jepang, sebuah sumber ketegangan teritorial potensial di antara kekuatan regional.