JakartaGreater.com – Departemen Luar Negeri AS telah memutuskan untuk menyetujui penjualan ratusan rudal anti-tank Javelin beserta unit peluncur rudalnya ke pemerintah Ukraina pada hari Kamis, 1/3/2018, menurut pengumuman badan pengekspor senjata Pentagon.
Kesepakatan tersebut bernilai sekitar $ 47 juta, menurut Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA).
“Rudal ini disediakan dari cadangan Angkatan Darat AS dan kemudian [unit peluncur] akan diperoleh dari cadangan Dana Akuisisi Pertahanan Khusus yang dibeli”, sebut pengumuman tersebut.
DSCA mengklaim bahwa kesepakatan tersebut berkontribusi terhadap keamanan nasional AS dengan meningkatkan keamanan Ukraina.
“Sistem Javelin ini akan membantu Ukraina membangun kapasitas pertahanan jangka panjangnya untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya agar bisa memenuhi persyaratan pertahanan nasionalnya”, menurut catatan badan tersebut.
Alexander Zakharchenko, pimpinan Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan sendiri, mengkonfirmasi pada bulan Agustus 2017 bahwa pasokan senjata mematikan AS hampir pasti akan menghasilkan eskalasi konflik.
“Begitu Ukraina menerima senjata mematikan, sebuah konflik bersenjata akan otomatis dilepaskan”, Zakharchenko memperingatkan.
Sementara Kiev telah lama melirik senjata tersebut untuk kemungkinan meningkatkan kemampuan militernya, Badan Pertahanan AS mengatakan bahwa rencana penjualan peralatan dan dukungannya tidak akan mengubah keseimbangan militer disana.
Menteri Pertahanan AS James Mattis mengunjungi Kiev pada Agustus lalu, dimana dia mengatakan bahwa AS secara aktif meninjau pasokan senjata pertahanan mematikan kepada angkatan bersenjata Ukraina, yang menurut pejabat Rusia pada saat itu tidak tepat.
Pejabat AS membahas rudal Javelin serta senjata anti-pesawat terbang sebagai bentuk bantuan mematikan kepada Kiev.