JakartaGreater.com – Uji coba rudal anti-tank “NAG” yang sukses di India diperkirakan bisa membahayakan kesepakatan potensial untuk membeli rudal Spike buatan Rafael Israel senilai $ 500 juta, tulis laporan dari media Israel, Globes.
Nasib kesepakatan itu kembali diselimuti oleh keraguan yang dikarenakan India terus mengembangkan rudal anti-tanknya sendiri, dan tentunya akan bersaing dengan rudal anti tank buatan Israel.
Organisasi Riset dan Pengembangan Pertahanan India (DRDO) menguji peluru kendali anti-tank (ATGM) NAG 190 pada lingkungan padang pasir melawan dua sasaran tank pekan lalu.
Sebelumnya India telah menyatakan minatnya untuk membeli peluncur rudal anti-tank (ATGM) Spike melalui jalur pemerintah-ke-pemerintah (G-to-G) pada bulan Januari, dua bulan setelah memutuskan pembatalan terhadap kesepakatan untuk mendapat senjata setelah DRDO menyatakan keyakinannya untuk memproduksi ATGM pribumi, NAG.
Namun, sumber-sumber Israel mengatakan bahwa rudal anti-tank NAG 190 India tak akan beroperasi dalam lima tahun kedepan, meski India mengklaim akan selesai pada tahun 2019.
Para ahli di India sendiri bahkan percaya bahwa NAG 190 akan dikembangkan secara penuh pada akhir tahun ini.
Sebuah proposal untuk memperoleh sistem rudal dari perusahaan Israel menghadapi rintangan ketika Rafael Advanced Defense System Ltd mengekspresikan keberatannya untuk memastikan transfer teknologi sepenuhnya sesuai dengan ketentuan inisiatif “Make in India”.
“Setelah berunding dengan Perdana Menteri Narendra Modi, pemerintah India telah menjelaskan kepada kami bahwa pihaknya akan menempatkan kesepakatan Spike kembali ke jalur semula”, kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selama kunjungannya ke New Delhi.
Mereka telah melakukan “reauthorizing” terhadap kesepakatan Spike, kata Netanyahu kepada wartawan Israel.
Pernyataan Netanyahu mengenai kesepakatan tersebut tak menjelaskan apakah masih bernilai $ 500 juta atau tidak. Sebuah proposal pengadaan ATGM Spike dalam jumlah kecil mungkin akan dipertimbangkan demi memenuhi kebutuhan mendesak Angkatan Darat India sampai rudal yang sedang dikembangkan DRDO dilantik ke dalam layanan, tulis Financial Express.