Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Boeing Akan Modernisasi Armada Super Hornet US Navy

453ef us fa 18e super hornet
Jet tempur F/A-18E Super Hornet Angkatan Laut AS. © US Navy via Wikimedia Commons

JakartaGreater.com – Pada tanggal 1 Maret, Angkatan Laut AS (US Navy) memberikan kontrak pengiriman tak terbatas kepada Boeing untuk mulai memodernisasi armada F/A-18E/F Super Hornet, yang saat ini berjumlah 568 pesawat, sebagaimana dilansir dari laman AIN Online.

Dikenal sebagai program Service Life Modernization (SLM), pengerjaan ulang berfokus pada dua elemen utama yakni memperpanjang masa pakai pesawat dari 6.000 menjadi lebih dari 9.000 jam terbang dan meningkatkan kemampuan sistem dan operasional pesawat terbang ke dalam konfigurasi Block III terbaru.

Untuk menjalankan SLM, Boeing akan menginduksi empat kerangka pesawat ke dalam program menambah usia struktural pada bulan April. Perusahaan telah memeriksa dua pesawat untuk menetapkan pekerjaan yang dibutuhkan dalam memperpanjang umur badan pesawat.

Pengerjaan ulang ini tidak akan sama seperti merekayasa armada Hornet “lawas”, yang mewajibkan penggantian seluruh fuselage pesawat, namun akan berfokus terutama pada koreksi kerusakan akibat korosi, permasalahan pada pesawat yang berbasis di kapal induk.

Pekerjaan SLM awal akan dilakukan dipabrik perakitan utama Super Hornet di St. Louis, namun pada tahun 2019, jalur kedua akan didirikan di San Antonio, Texas, untuk dapat menangani alur kerja yang meningkat.

Kontrak awal bernilai maksimal $ 73 juta, namun kontrak lanjutan diperkirakan akan terus berlanjut hingga dekade berikutnya. Karena akan lebih banyak pesawat masuk ke program pengerjaan ulang, data yang memadai dapat dipanen untuk memungkinkan penerapan analisis lanjutan guna memprediksi dimana tindakan perbaikan itu paling dibutuhkan.

Upgrade konfigurasi Super Hornet ke Block III diharapkan dimulai pada awal 2020-an, bersamaan dengan pengiriman 66 unit pesawat baru yang diproyeksikan ke standar ini. Blok III tumbuh dari proposal Advanced Super Hornet yang diujicoba oleh Boeing pada tahun 2013, dengan mengekspor driver utama dan beberapa elemen kunci ASH tetap berada di Blok III. Di antaranya adalah pada adopsi tangki bahan bakar konformal guna memperluas jangkauan pesawat secara signifikan dengan 3.500 pon bahan bakar ekstra dan mengurangi hambatan.

Boeing juga akan melakukan penyempurnaan tanda-tangan radar dari jet tempur itu, walaupun beberapa fitur siluman dari Blok III tidak akan disertakan dan sebagian besar perbaikan akan dicapai melalui penggunaan pelapis terbaru dan mungkin ada sejumah kecil perubahan desain pada bidang utama seperti intake.

Blok III akan dilengkapi radar AESA yang lebih baik dan sistem kokpit baru, termasuk kokpit layar sentuh 10×19 inci. Perangkat penanggulangan elektronik defensif terpadu yang telah ditingkatkan dan Super Hornet akan mempunyai konektivitas baru dalam bentuk sistem Datalink Tactical Targeting Networking Technology dari Rockwell Collins.

Super Hornet yang telah diupgrade juga akan menampilkan kemampuan pencarian dan penelusuran inframerah dalam bentuk IRST21 buatan Lockheed Martin, yang dapat di bawa pada hidung di bagian tengah tangki bahan bakar.

Oktober tahun lalu, Boeing mengontrak Lockheed Martin untuk mengembangkan versi IRST21 Block II, setelah berhasil menerbangkan versi pertama tangki Super Hornet pada tahun 2014.

Share:

Penulis: