Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Lupakan 300 MBT, Militer Korsel Inginkan 40 AH-64 Apache

01e17 lettu sarah jeon pilot ah 64 us army
Lettu Sarah Jeon, pilot AH64 Apache Korea Selatan di US Army © U.S. Army via Wikimedia Commons

JakartaGreater.com – Militer Korea Selatan telah berencana untuk membeli lebih banyak helikopter tempur Apache demi memimpin penyebaran disepanjang perbatasan musuh jika meletus konflik di Semenanjung Korea, menurut pejabat pertahanan seperti dilansir dari laman Defense News.

Dipesan oleh Menteri Pertahanan Korea Selatan, Song Young-moo, diharapkan Kepala Staf Gabungan dapat mengeluarkan persyaratan untuk pengadaannya pekan depan, kata seorang pejabat di Kementerian Pertahanan Nasional.

Memang tidak diketahui secara pasti berapa banyak helikopter Apache yang diinginkan oleh pemerintah Seoul, namun sumber informasi mengatakan kepada Defense News bahwa jumlahnya bisa mencapai 40 unit.

“Militer Korea Selatan telah mengalihkan konsep strategi peperangan dari defensif menjadi ofensif. Untuk itu, pimpinan militer memutuskan agar lebih mengutamakan aset helikopter daripada tank”, kata seorang pejabat.

Karena pergeseran strategi peperangan tersebut, maka militer mungkin membatalkan rencana untuk mengakuisisi 300 unit tank tempur utama K2 Black Panther tambahan, menurut pejabat tersebut.

Militer Korea Selatan telah lama membentuk strategi counter-offensive (anti serangan) di mana angkatan bersenjata Korea Selatan akan melakukan serangan balik skala penuh hanya setelah pasukan tambahan AS tiba di Semenanjung Korea.

Namun, kepemimpinan militer di bawah pemerintahan Presiden Moon Jae-in berusaha mengalihkan fokus operasional agar pasukan Korea Selatan maju lebih cepat ke Korea Utara jika konflik timbul.

Sesuai dengan skenario strategi tersebut, diperkirakan militer Korea Selatan akan dapat menduduki ibukota Korea Utara, Pyongyang dalam  waktu dua sampai tiga minggu setelah pecahnya perang.

“Salah satu fokus utama operasional Angkatan Darat adalah peningkatan kemampuan serangan udara. Untuk mencapai tujuan itu, Angkatan Darat Korea Selatan kini berusaha untuk membuat model seperti Divisi Lintas Udara 101 AS yang terdiri dari helikopter dan pasukan infanteri”, menurut Kim Dae-young, seorang peneliti di Korea Research Institute for National Strategy, sebuah lembaga think-tank yang berbasis di Seoul.

Angkatan Darat Korea Selatan baru-baru ini bersama dengan militer AS menjalankan simulasi seberapa cepat dan efektif kemampuan serangan udara dapat maju ke Korea Utara apabila terjadi perang, menurut sumber tersebut.

“Simulasi tersebut telah menunjukkan bahwa armada helikopter Apache lebih efektif daripada tank tempur utama dalam menembus jaringan pertahanan udara Korea Utara dan membuat jalan masuk bagi pasukan kita”, menurut catatan Kim.

Berdasarkan hasil simulasi tersebut, Angkatan Darat Korea Selatan telah melaporkan kebutuhan pengadaan lebih banyak helikopter Apache ke Kementerian Pertahanan Nasional.

Korea Selatan membeli 36 helikopter AH-64E Apache Guardian yang dibangun Boeing pada tahun 2013 dengan kontrak Penjualan Militer Asing senilai $ 1,6 miliar. Angkatan Darat Korea Selatan sekarang mengoperasikan dua batalyon Apache.

Share:

Penulis: