JakartaGreater.com – Angkatan Udara India (IAF) sebelumnya mempertahankan bahwa jet tempur Tejas masih belum siap tempur bahkan setelah tiga dekade pengembangan sehubungan dengan jangkauan tempurnya yang terbatas, seperti dilansir dari laman Times of India.
Namun, meski mereka mengkritik jet tempur tersebut, IAF kini telah bersepakat untuk menginduksi sebanyak 324 jet tempur pribumi Tejas demi mendukung jumlah armada udara yang kian menipis.
Untuk saat ini, Angkatan Udara India baru saja berkomitmen untuk mengakuisisi 123 jet tempur Tejas dengan biaya sebesar $11,5 miliar. Namun, dengan syarat bahwa Tejas Mark II seluruhnya adalah “jet tempur baru” yang telah dilengkapi “avionik dan radar, serta kapasitas angkut senjata yang lebih baik termasuk mesin yang handal”.
“Tejas Mark II masih ada dalam bentuk gambar. Namun jika DRDO, Aeronautical Development Agency (ADA) dan Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) mengirimkan jet tempur Tejas Mark II yang dipersyaratkan, IAF telah sepakat untuk memiliki total 18 skuadron Tejas”, kata seorang sumber kepada Times of India.
Angkatan Udara India telah mengeluarkan permintaan proposal (RFP) pada Hindustan Aeronautics Limited (HAL) untuk mengakuisisi 83 jet tempur yang akan bergabung dengan IAF mulai tahun 2019-2020 setelah menyelesaikan kontrak Final Operational Clearance (FOC) untuk 20 unit Tejas.
Saat ini, jet tempur Tejas memiliki toleransi hanya selama satu jam. Tejas hanya memiliki radius tempur sejauh 350 – 400 km dan kapasitas angkut senjata hanya 3 ton.
Sementara jet tempur bermesin tunggal lainnya seperti Gripen E buatan Swedia punya daya tahan tiga kali lipat dari Tejas dan kapasitas angkut senjata dua kali lebih banyak daripada Tejas.
Menjadi kritis terhadap jet tempur, IAF telah mengatakan, bahwa Tejas, hanya memiliki sekitar 50% kemampuan F-16 atau pun Gripen dalam hal daya tahan, muatan, namun juga harus terbang dibawah perlindungan jet tempur lainnya selama konflik.
Pada bulan Juli 2017, IAF melantik skuadron Tejas pertama yang dikembangkan sendiri dengan dua jet tempur yang bergabung dengan Angkatan Udara. Skuadron bernama Flying Daggers 45 diharapkan memiliki kekuatan penuh pada tahun 2018-2020.