JakartaGreater.com – Sebagaimana dilaporkan bahwa hampir setiap rudal balistik yang diluncurkan oleh pemberontak Syiah Yaman yang menargetkan Arab Saudi, kerajaan itu mengatakan bahwa mereka mencegat seluruh rudal yang diluncurkan, namun demikian video online menimbulkan sejumlah pertanyaan baru tentang klaim tersebut, seperti di lansir dari laman Times of Israel.
Sebuah video muncul dan menunjukkan bahwa peluncuran rudal Patriot pada Minggu malam benar-benar bermasalah, di mana rudal yang mengubah arah ketika di udara, menabrak pemukiman di Riyadh dan meledak. Peluncuran lain tampaknya meledak tak lama setelah diluncurkan dari ibukota Saudi.
Kementerian Informasi Arab Saudi tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar di hari Senin oleh The Associated Press. Namun, video-video itu tampaknya menunjukkan bahwa kerajaan Arab Saudi terlalu melebih-lebihkan kemampuan sistem pertahanan misilnya, sebuah tradisi yang berasal dari Perang Teluk 1991.
“Kemungkinan besar tidak ada rudal yang dicegat, bukan seperti yang telah diklaim oleh Arab Saudi”, kata Jeffrey Lewis, seorang ahli rudal di Middlebury Institute of International Studies di Monterey, California, yang menonton video dan sebelumnya juga telah mempelajari peluncuran rudal Patriot Saudi lainnya.
Haven’t analyzed all the videos yet, but it looks like one interceptor failed catastrophically (left) and another pulled a u-turn and exploded in Riyadh (right). Not a good day for Saudi missile defenses. pic.twitter.com/4xtgTQwGSM
— Jeffrey Lewis (@ArmsControlWonk) March 26, 2018
https://platform.twitter.com/widgets.js
Arab Saudi berkata telah berhasil menghancurkan sekitar 90 rudal balistik yang sudah diluncurkan oleh pemberontak Syiah Yaman, yang dikenal sebagai Houthis, sejak mulai melancarkan perang terhadap mereka tiga tahun lalu.
Peluncuran malam Senin terlihat seorang warga Mesir tewas dan dua lainnya terluka di Riyadh oleh sebuah fragmen rudal, menandai korban pertama di ibukota Saudi sejak perang dimulai. Roket-roket sebelumnya yang ditembakkan oleh pemberontak Yaman telah menyebabkan kematian di bagian lain wilayah kerajaan.
Militer Arab Saudi mengatakan telah mencegat ketujuh rudal balistik yang ditembakkan oleh Huthi ke kerajaan itu, tiga menargetkan Riyadh, dua meargetkan Jazan serta dua lainnya menargetkan Najran dan Khamis Mushait.
Saluran berita satelit Arab Saudi, Al Arabiya menyiarkan sebuah rekaman yang disebut menunjukkan baterai rudal Patriot menembak rudal Houthi yang memasuki Riyadh. Sebuah rudal Patriot tampak meledak beberapa detik setelah diluncurkan, diikuti ada teriakan dari seorang pengamat saat fragment api menghujani tanah.
Dalam video lain yang disiarkan secara online, rudal Patriot yang baru diluncurkan tiba-tiba berubah arah, menabrak daratan di dekat lingkungan perumahan.
Militer Saudi tidak mengakui adanya malfungsi yang jelas pada misil tersebut. Kolonel Turki al-Maliki hanya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “ketujuh rudal balistik berhasil dicegat dan dihancurkan”.
Ini bukan pertama kalinya para ahli mempertanyakan klaim Saudi atas keberhasilan dari upaya interupsi rudalnya.
Para analis pertahanan mengatakan Pasukan Pertahanan Udara Kerajaan Saudi sangat bergantung pada rudal Patriot PAC-2, sebuah sistem yang dikembangkan pada akhir 1980-an. Misil-misil itu mengandalkan apa yang disebut “fragmentasi ledakan” untuk menghancurkan rudal-rudal yang masuk, menyebar seperti peluru senapan yang telah ditembakkan.
Video of Saudi Arabia’s not so “patriot” missiles, turning around and hitting Riyadh rather than #Yemen. pic.twitter.com/3uJs7OuVhH
— Partisangirl ?? (@Partisangirl) March 26, 2018
https://platform.twitter.com/widgets.js
“Rudal PAC-2 yang telah ada dalam inventaris Angkatan Bersenjata Arab Saudi sejak 1990-an dirancang untuk mencegat rudal balistik yang lebih lambat, jarak pendek yang tidak terpisah dan mungkin akan kewalahan untuk menghancurkan Burkan”, menurut Jeremy Binnie, seorang analis di IHS Jane pada bulan Januari.
Lewis memiliki keraguan yang sama.
“Sistem Patriot benar-benar tidak mampu melawan rudal yang diluncurkan Houthi di Riyadh dengan jangkauan 1.000 km (620 mil) dan hulu ledak yang memisah. Aku tidak akan berharap ada pencegat Saudi yang berhasil melawan rudal seperti itu”, katanya.
Arab Saudi juga memiliki sistem rudal PAC-3 Patriot, yang dirancang untuk langsung menabrak rudal yang masuk. Penjualan rudal-rudal pada tahun 2015 ini diperkirakan mencapai $ 5,4 miliar, telah disambut baik oleh Presiden AS Donald Trump.
WATCH #Saudi Patriot missiles intercepting missiles fired by #Iran-backed #Houthi militia from #Yemen toward Riyadh on Sunday night. Seven Houthi missiles were shot down.https://t.co/MGskjzyao9 pic.twitter.com/wBKOmHMSfY
— Arab News (@arabnews) March 25, 2018
https://platform.twitter.com/widgets.js
Pada bulan November lalu, Trump mengkreditkan bahwa sistem rudal Patriot tersebut mampu melumpuhkan rudal-rudal Houthi yang diarahkan ke Riyadh, dengan berkata “Sistem kami akan menjatuhkannya”. Namun, Lewis dan analis lainnya juga meragukan kemampuan rudal Patriot untuk mencegat roket itu.