Pesawat tempur siluman J-20 China “siap tempur kapan saja,” ujar Yang Wei, seorang peneliti di Chinese Academy of Sciences. dirilis Sputniknews.com, 31-3-2018.

Pesawat ini pertama kali ditugaskan kepada Tentara Pembebasan Rakyat Cina musim gugur yang lalu, membuatnya mungkin menjadi pesawat non-Rusia dan non-AS pertama yang terbang dengan kemampuan stealth.

Pesawat itu, yang memiliki kemiripan yang luar biasa dengan F-22 Raptor, adalah pesawat “setara dengan jet generasi kelima dari AS dan Rusia,” kata Yang kepada People’s Daily. Peneliti, yang juga pimpinan perancang J-20, berharap bahwa jet akan melakukan misi yang menjadi tugasnya.

Salah satu perjuangan terbesar untuk J-20 adalah mesinnya, yang menggunakan mesin generasi keempat WS-10G yang meniru model dari AL-31 Rusia, mesin yang menggerakkan semua turunan jet Sukhoi Su-27 dan Su-27.

Pengembang Cina telah bekerja keras pada mesin WS-15, yang memiliki kemampuan lebih besar daripada WS-10, dan sebanding dengan mesin Pratt & Whitney F119 yang menggerakkan jet F-22 Raptors.

F-35 dan F-22 memiliki kemampuan untuk terbang dengan kecepatan supersonik tanpa menyalakan afterburner mereka, sementara mesin WS-10 yang digunakan pada pesawat J-10, J-11 dan J-20 harus menyalakan afterburner untuk menghidupkan kecepatan yang sebanding. Afterburner membuat pesawat lebih mudah dideteksi dan dilacak, kata pakar penerbangan militer.

The South China Morning Post melaporkan pada bulan Februari 2018 bahwa jet tempur J-20 masih jauh dari siap tempur dan kekurangan kemampuan mesinnya” yang mengutip sumber militer.

Sebagai contoh, mesin WS-15 telah dikembangkan untuk sementara waktu dengan kemajuan paling sederhana. Sumber SCMP mengutip insiden 2015 di mana mesin WS-15 meledak selama tes penerbangan. “Sangat memalukan untuk mengubah mesin untuk proyek pesawat penting seperti itu beberapa kali … hanya karena tidak dapat diandalkan dari mesin WS-15 saat ini. Ini adalah masalah inti yang sudah lama ada di antara pesawat buatan sendiri,” kata sumber kepada media.