JakartaGreater.com – Prancis diharapkan akan mengambil langkah awal yang signifikan pada pengembangan jet tempur Eropa terbaru dengan Jerman akhir bulan ini, menurut Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly yang dilansir dari laman Reuters.
Paris dan Berlin pertama kali mengumumkan rencana pengembangan pesawat tempur baru pada bulan Juli 2017 lalu, dua bulan setelah Presiden Emmanuel Macron terpilih, mengubur persaingan industri demi memperketat pertahanan dan keamanan.
Proyek ini kan mempercepat langkah-langkah untuk membentuk masa depan industri pesawat tempur Eropa yang memiliki tiga program berbeda yaitu Eurofighter Inggris, Rafale Perancis dan Gripen Swedia.
Menteri Pertahanan Prancis mengatakan bahwa “pembicaraan aktif” yang kini sedang berlangsung akan menghasilkan pengumuman dalam ajang ILA Berlin Air Show mulai tanggal 25-29 April 2018.
“Pada tingkat politik, diskusi antara tim Prancis dan Jerman sangat intens. Grup-grup industri bekerjasama dengan baik dan sekaranglah kami harus memastikan kedua proses tersebut bersatu”, kata Parly kepada surat kabar La Tribune.
Sumber di kementerian pertahanan Prancis, yang berbicara sebelum Parly bertemu dengan mitranya dari Jerman, Ursula von der Leyen, mengatakan bahwa kedua belah pihak akan menandatangani dokumen persyaratan operasional umum tingkat tinggi di Berlin, sebuah dokumen yang terdiri dari 10 halaman untuk menguraikan kebutuhan dasar dari kedua militer.
Setelah itu perusahaan-perusahaan yang terlibat seperti Dassault, MBDA, Thales dan Safran dari Prancis dan Airbus dari Jerman, masing-masing akan menghabiskan waktu kurang dari setahun bekerja secara terpisah pada spesifikasi teknis sebelum menyetujui kontrak untuk melakukan kerjasama.
“Ini membuktikan kepada orang-orang yang mengatakan bahwa Prancis dan juga Jerman tidak bisa bekerjasama dalam proyek-proyek pertahanan, adalah salah”, kata sumber itu.
Sumber tersebut menambahkan bahwa masih tererlalu dini untuk membicarakan soal masuknya negara-negara mitra Uni Eropa lainnya dalam proyek tersebut. Selanjutnya mengatakan bahwa Prancis dan Jerman ingin mendorong proyek itu secepat mungkin sebelum membawa negara lainnya masuk.
Jet tempur terbaru bertujuan untuk menggantikan armada yang sudah ada, Rafale dan Eurofighter, kedua jet tempur yang saling bersaing keras untuk penjualan global.
“Kami merencanakan pengiriman pertama pada 2040 untuk menggantikan Eurofighter dan untuk mempersiapkan jet tempur masa depan yang lebih baik dari Rafale. Studi industri sendiri akan dimulai tahun ini secara mandiri sehingga kami dapat mencoba untuk mulai bekerjasama tahun depan pada tujuan untuk meluncurkan program tersebut di tahun 2020-an”, menurut sumber itu
Kerjasama tersebut akan menandai akhir dari perpisahan yang telah berlangsung pada beberapa dekade sejak Prancis menarik diri dari proyek jet tempur Eurofighter di tahun 1980-an untuk memproduksi pesawat tempur Rafale bersama Dassault Aviation.
Jet tempur Eurofighter sendiri diproduksi oleh Airbus, Leonardo Italia dan BAE Systems Inggris. Sedangkan jet tempur Gripen diproduksi oleh Saab di Swedia.
Kementerian Pertahanan Jerman tidak segera menanggapi komentar tersebut.