JakartaGreater.com – Rusia telah mengeluarkan peringatan kepada AS, dan mendesak untuk menghindari mengambil tindakan militer di Suriah sebagai tanggapan terhadap serangan senjata kimia yang dicurigai, seperti dilansir dari laman NBC News.
Utusan Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzia mengatakan bahwa AS akan bertanggung jawab atas setiap “petualangan militer ilegal”, dan menambahkan bahwa AS harus bisa menahan diri dari apa yang sedang direncanakan saat ini.
Peringatan tersebut disampaikan selama pertemuan Dewan Keamanan PBB, saat Rusia dan sekutu barat gagal untuk mencapai kesepakatan mengenai tindakan internasional yang tepat terhadap kecurigaan penggunaan senjata kimia di Suriah.
Menurut The Guardian, pihak AS, Inggris dan Prancis telah membuat persiapan untuk melakukan serangan udara di Suriah yang dimaksudkan untuk menghukum Bashar al-Assad, setelah dituduh melakukan serangan senjata kimia yang menyebabkan tewas 45 orang di Douma, pinggiran Damaskus.
Donald Trump dilaporkan telah membatalkan kunjungan resmi pertamanya ke Amerika Latin, serta mengirimkan wakil presiden Mike Pence menggantikannya. Sementara itu, Menteri Pertahanan AS James Mattis juga membatalkan rencana perjalanan.
Koresponden BBC di Washington Barbara Plett Usher mengatakan bahwa keputusan Trump untuk membatalkan rencananya menunjukkan respon AS mungkin melibatkan operasi militer yang lebih besar daripada sekedar “serangan terbatas”.
Sementara Presiden Perancis Emmanuel Macron, telah mengatakan kepada wartawan bahwa keputusan mengambil tindakan militer akan dilakukan beberapa hari ke depan, menyusul pertukaran informasi teknis dan strategis dengan para mitra, khususnya AS dan Inggris.
Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, juga menawarkan dukungannya untuk dilakukan aksi militer yang dipimpin AS, mengatakan: “Jika aliansi kami dengan mitra kami membutuhkannya, kami juga akan hadir”.
