JakartaGreater.com – Pada tanggal 10 April, Pentagon telah menghadiahkan kontrak sebesar $64 juta kepada Boeing untuk memulai kembali jalur produksi untuk Standoff Land Attack Missile-Expanded Response (SLAM-ER).
“The Boeing Co., St. Louis, Missouri, is being awarded a $64,063,059 cost-plus-incentive-fee contract to restart the stand-off land attack missile – expanded response production line in support of the government of Saudi Arabia, as well as the redesign of obsolete, nearly obsolete, or uneconomical parts to support production and improve future sustainment“, kutipan isi pengumuman kontrak di situs Dephan AS.
Diharapkan kontrak tersebut akan selesai pada bulan Maret 2019. Kontrak tersebut juga mencakup pada desain ulang suku cadang yang sudah usang, hampir ketinggalan zaman, serta tidak ekonomis untuk diterapkan pada produksi baru.
Sebelumnya, pada bulan Oktober 2013 pemerintah AS telah menyetujui penjualan 650 unit rudal AGM-84H SLAM-ER kepada Arab Saudi dan 300 unit lainnya ke Uni Emirat Arab (UEA).
SLAM-ER adalah pengembangan lanjutan atas varian serangan darat untuk rudal anti-kapal Harpoon. Rudal jelajah SLAM-ER memiliki jangkauan maksimum 270 km, dengan pencari IIR dan pengenalan target secara otomatis untuk panduan terminal.
Rudal jelajah ini mengandalkan pada kendali dan navigasi GPS serta pencitra panas dan mampu menyerang sasaran yang diam dan bergerak. Ini dapat dikendalikan dari jauh selama penerbangan untuk beralih sasaran. Rudal SLAM-ER ini diklaim sebagai varian rudal yang paling akurat yang dimiliki oleh Angkatan Laut AS (US Navy).